Konsep Desain

  KOSEP DESAIN



Pendahuluan
Desain berasal dari bahasa Inggris yang artinya perancangan, rancang, desain, bangun. Sedangkan merancang artinya mengatur segala sesuatu sebelum bertindak, mengerjakan atau melakukan sesuatu dan perancangan artinya proses, cara, berbuat, perbuatan merancang. Dapat disimpulkan arti kata desain adalah proses – cara – perbuatan dengan mengatur segala sesuatu sebelum bertindak atau merancang. Sebuah desain dapat direpresentasikan dengan gambar, model atau spesifikasi. Representasi dapat dibuat secara manual atau dengan komputer.
Menurut Sachari (1986), desain suatu karya pada dasarnya lahir dari berbagai pertimbangan pikir, gagasan, rasa, dan jiwa penciptanya (internal), yang didukung oleh faktor eksternal, hasil penemuan dari berbagai bidang ilmu, teknologi, ergonomi, lingkungan, sosial, budaya, estetika, ekonomi, dan politik, serta segala perkembangannya. Desain harus disadari sebagai partner teknologi dalam menghadapi persoalan-persoalan yang ada, dan agar dapat membangun wawasan yang luas, seorang desainer harus ditopang minimal oleh lima dimensi keilmuan lain yaitu, wawasan teknologi, wawasan sains, wawasan seni, wawasan sosial dan budaya serta wawasan filsafat dan etika.


Gambar 1. Proses Keluarnya Gagasan

a. Wawasan Teknologi
Terutama teknologi, mekanik, teknologi produksi, teknologi bahan, ergonomi dan wawasan ilmu-ilmu engineering; sehingga dengan demikian seorang desainer diharapkan mempunyai pemahaman ke arah sistem industri, bahan dan proses, manajemen, kesadaran akan kelebihan dan keterbatasan manusia sebagai pemakai dan ketrampilan teknis.
b. Wawasan Sains
Terutama fisika, metodelogi riset, logika matematika. Sehingga dengan demikian seorang desainer diharapkan mempunyai tanggungjawaban ilmiah yang tinggi serta mampu merumuskan persoalan yang dihadapi secara sistematis.
c. Wawasan Seni
Terutama seni rupa. Dengan harapan seorang desainer akan mempunyai pemahaman estetika dan kreatifitas yang tinggi.
d. Wawasan Sosial dan Budaya
Terutama sosiologi, psikologi, ekonomi, komunikasi, antropologi, dengan harapan membuka seorang desainer ke arah wawasan budaya, sejarah persoalan sosial dan permasalahan manusia lainnya.
e. Wawasan Filsafat dan Etika
Terutama filsafat seni dan desain. Dengan harapan membangun pola pikir mendalam yang dilandasi oleh sikap etis yang tinggi.

Sejarah perkembangan desain yang secara tegas, ini bisa dikatakan bermula dari revolusi industri di Eropa. Desain modern tetap tidak terlepas di sekitar lahirnya revolusi industri, disaat manusia mempunyai kekuatan untuk mencipta mesin. Dengan mesin, produk-produk yang tadinya dikerjakan oleh tangan menjadi jauh lebih presisi dan massal. Gerakan Bauhaus (1919) dianggap sebagai titik penting perkembangan desain modern selanjutnya, karena dianggap berhasil memadukan antara seni rupa dengan industri secara harmonis. Dari gerakan Bauhaus inilah mulai dikenal profesi industrial design yang dianggap cukup berperan dalam era pertumbuhan industri dunia kemudian hari.
Desain muncul di kota-kota besar karena adanya keinginan mendasar manusia akan kemudahan, keamanan, kenyamanan dan keindahan. Keamanan baik dalam penggunaan seluruh elemen desain ataupun keamanan dalam arti sesungguhnya. Kenyamanan dan keindahan tidak hanya berhubungan dengan lukisan saja, tetapi berhubungan dengan tempat tinggal, unsur-unsur seni visual, ergonomi, sosial budaya dan lingkungan sangat mendapat perhatian sehingga dalam desain faktor manusia sebagai pemakai sangat diperhitungkan. Desain terletak di antara seni, ilmu dan teknologi, jika dibandingkan dengan obyek telaah desain adalah hubungan manusia dengan hasil desain yang aman, nyaman dan indah, sesuai dengan sosial budaya dan lingkungan yang ada dan semuanya dapat ditangkap dan dijangkau lewat panca indra atau alat yang membantu kemampuan pancaindra.
Desain bertujuan untuk menyesuaikan antara hasil desain dengan manusia sebagai pemakainya dengan menyadari kelebihan keterbatasan serta kemampuan yang dimilikinya. Dalam penyesuaian ini unsur-unsur kelebihan dan keterbatasan serta kemampuan manusia dijadikan acuan, kemudian dipadupadankan dengan unsur-unsur seni dan teknologi untuk mencapai keamanan, kenyaman dan keindahan. Dilihat jauh ke depan bahwa dengan desain mampu meningkatkan efisiensi, produkvitas dan kwalitas hidup manusia.

Tingkatan Perancang
Tingkatan pekerjaan dalam desain teknik sangat berpengaruh terhadap apa saja yang dapat dilakukan seorang perancang, sehingga kemudian para perancang dikelompokkan dalam beberapa jenjang, yakni :
1.    Tingkat detailer
Yakni perancang pemula yang hanya memperhalus (refine) konsep desain yang telah dikembangkan oleh orang lain. Dia tidak bisa membuat keputusan besar. Detailer pada dasarnya bertugas menyediakan dokumentasi desain yang memenuhi standar dan aturan yang mengikat.
2.    Tingkat junior designer
Junior designer dapat mengambil keputusan desain minor tetapi penting. Namun demikian harus masih dalam batasan desain yang telah ditentukan oleh perancang yang lebih tinggi tingkatannya.
3.    Tingkat senior designer
Senior designer memiliki tanggung jawab besar. Dia bertanggung jawab pada keputusan-keputusan rancangan utama dan menjadi aktor utama dalam konsultasi tim desain. Dia juga harus bertanggung jawab terhadap analisis teknik dan analisis biaya.
4.    Tingkat project chief designer
Project chief designer bertugas sebagai perantara yang kuat dengan manajemen perusahaan. Dia harus memiliki latar belakang teknik yang kuat dan berpengalaman di bidangnya. Keahlian teknik mereka harus dilengkapi dengan pemahamannya tentang kebijakan dan politik perusahaan. Seluruh kegiatan berkaitan dengan perancangan, pengembangan, pengujian dan perawatan- perbaikan harus melaluinya.

Jenis-jenis Desain
Desain dapat dikelompokkan atas :
1.    Hardware design
Jenis rancangan ini mencangkup produk-produk yang secara fisik “keras” yaitu produk yang bisa disentuh, dipindahkan dan secara fisik digunakan.
2.    Sofware design
Jenis rancangan ini mencangkup produk yang “halus” atau tidak dapat disentuh. Out put rancangannya hanya berupa lembaran kertas yang sangat berharga dan program komputer. Yang pada umumnya dihasilkan melalui program komputer. Misalnya analisis lintasan roket, jadwal inventori, peta, program kontrol numerik untuk permesinan dan lain-lain.
3.    System design
Secara umu, desain sistem menyatukan beberapa rangkaian rancangan (baik hardware maupun sofware) menjadi sebuah rancangan total yang kompleks. Misalnya sebuah rancangan pesawat terbang, traktor, aparatus percobaan pengukuran, mobil dan mesin-mesin lainnya.

Langkah Desaian
Desain atau perancangan adalah perhitungan ukuran dan bentuk dari bagian-bagian suatu sistem untuk mencapai performansi yang diinginkan. Desain merupakan suatu proses yang berarti bahwa beberapa “trial and error system” harus dianalisis sebelum suatu desain dapat diterima dan diperoleh.
Oleh karena itu proses desain adalah suatu siklus yang selalu berputar. Secara umum proses desain akan melalui 8 (delapan) tahapan siklus :
1.    Langkah 1 : Identifikasi kebutuhan atau masalah
Yakni dengan mengemukakan kebutuhan kita terhadap alsin yang akan dirancang, ditinjau dari segi fungsinya, efektivitas kerjanya, kemudahan memakainya, kenyamanannya, daya tahannya terhadap waktu, harga yang terjangkau dan lain-lain. Kebutuhan ini dapat berupa produk baru atau produk revisi atau modifikasi. Kebutuhan ini bisa datang dari luar perusahaan karena masyarakat membutuhkannya. Atau datang dari perusahaan misalnya karena ingin memangkas biaya. Survey pasar juga sangat penting untuk mengetahui apa yang diinginkan oleh masyarakat konsumen.

2.    Langkah 2 : Research kebutuhan atau masalah
Research terhadap masalah bertujuan untuk mencari spesifikasi masalah. Spesifikasi adalah batasan-batasan dan parameter-parameter yang dikembangkan untuk mendefenisikan batasan-batasan karakteristik suatu produk. Karakteristik tersebut dapat berupa kinerja, ukuran, biaya, durabilitas dan lainnya. Informasi penting di luar teknik yang dibutuhkan dalam langkah ini misalnya hukum, peraturan, lingkungan, ekonomi dan lainnya.

3.    Langkah 3 : Kembangkan beberapa kemungkinan solusi
Langkah ini dimana tim perancang berupaya keras dalam mempertimbangkan pemilihan beberapa kemungkinan solusi. Dibutuhkan brainstorming, dimana berbagai ide kreatif dihasilkan untuk solusi. Semua input termasuk hukum, data teknik dan lainnya harus dipertimbangkan. Langkah ini akan sangat melelahkan, sibuk, harus cerdas dalam menghasilkan ide-ide segar. Yang perlu diingat, jangan batasi ide yang muncul tapi biarkan ia berkembang.

4.    Langkah 4 : Pilih beberapa solusi terbaik
Ide-ide kreatif yang merupakan solusi terhadap kebutuhan dan masalah tadi kemudian diseleksi. Dicari beberapa ide terbaik sebagai pilihan solusi terbaik.
Pemilihan pada alsin pertanian biasanya didasarkan kepada tiga hal berikut :
a.    Kebutuhan akan adanya alsin di tengah masyarakat
b.    Taraf pengelolaan
c.    Alternatif atau jenis lain dari alsin yang tersedia di pasaran

5.    Langkah 5 : Membangun prototype
Beberapa ide terbaik yang merupakan solusi terbaik itu, diimplementasikan menjadi prototype alsin. Prototype yang baik adalah prototype yang tidak lebih buruk dan tidak lebih baik dari produk yang akan dihasilkan.

6.    Langkah 6 : Test dan evaluasi beberapa solusi itu
Beberapa prototype yang ada kemudian dilakukan pengujian (test) dan dilakukan evaluasi. Prototype harus di test secara hati-hati. Pemberian beban harus dilakukan secara bertahap sehingga prototype tidak rusak terlalu cepat. Kemudian kontruksi tersebut harus memikul beban yang penuh. Untuk testing umur, prototype dijalankan terus menerus, kadang-kadang dengan frekuensi yang disesuaikan.
Evaluasi terhadap alsin pertanian ditinjau dari pelaku pertanian, didasarkan kepada dua pihak yang besar :
a.    Pengusaha atau yang memproduksi alsin pertanian, dalam dan luar negeri
Biasanya pengusaha mempunyai dan menggunakan modal yang besar untuk menghasilkan alsin pertanian. Perhitungan keuntungan terhadap pemasaran alsin itu akan menentukan tahapan penelitian, perencanaan dan desain alsin.
b.    Konsumen, ditinjau dari kebutuhan dan keadaannya
Pengevaluasian alsin pertanian ditinjau dari pemakai dapat didasarkan pada penggolongan siapa pemakai alsin pertanian dan lokasi alsin pertanian digunakan.

Dalam pengevaluasian alsin pertanian, ada beberapa ilmu yang dapat digunakan :



a.    Ergonomika
Kesesuaian ukuran tubuh operator dengan tata letak alat-alat kontrol dari alsin pertanian merupakan pra syarat yang penting untuk kemudahan pengoperasian alsin pertanian.


Gambar 2. Anthropometri Tubuh Perempuan pada Kontrol Panel


Bentuk desain yang setarap dengan skill yang dimiliki operator juga penting. Selain itu, keselamatan dalam pengoperasian seperti getaran dan kebisingan juga harus diperhatikan. Sehingga juga diperlukan perlengkapan keselamatan semisal masker, tanda bahaya, kerangka penahan, tutup-tutup istimewa dan lain-lain.

Gambar 3. Rata-rata Jangkauan Manusia pada Beberapa Pekerjaan

a.    Ekonomi engineering
Analisa ekonomi seperti perhitungan biaya tetap dan operasional alsin pertanian seperti harga alsin, bahan bakar, lubrikasi dan lainnya mutlak diperhatikan. Sehingga keuntungan ekonomi bisa dicapai, baik ditinjau dari segi produsen maupun konsumen.
b.    Sosiologi
Sebenarnya evaluasi dengan sosiologi ini tidak berhubungan langsung dengan perancangan alsin pertanian. Tapi masalah sosiologi tetap harus diperhitungkan mengingat alsin pertanian ini nantinya akan di pasarkan ke tengah masyarakat.

1.    Langkah 7 : Rundingkan beberapa solusi itu
Alsin yang telah diuji dan dilakukan evaluasi di rundingkan dengan memperhatikan kelebihan dan kekurangan dari hasil test dan evaluasi. Dari sinilah akan diputuskan apakah hasil rancangan dapat diproduksi secara masal.

2.    Langkah 8 : Desain kembali jika diperlukan
Jika ternyata hasil desain dianggap masih memiliki banyak kekurangan dan atau masih dapat ditingkatkan lagi, maka dapat dilakukan proses desain ulang. Secara umum semua produk desain selalu akan mengalami proses desain ulang. Sehingga memang benar jika dikatakan bahwa desain adalah suatu siklus yang selalu berputar.
Secara umum gambar Diagram Proses Engineering Design dapat dilihat dalam bagan sebagai berikut :
   
Gambar 4. Diagram Proses Engineering Design

0 Response to "Konsep Desain"