JURUSAN
FARMASI POLTEKKES KEMENKES ACEH
Karya Tulis Ilmiah, Maret 2016
Nama :
Nora Suraiya
Nim :
P07139013026
Jumlah KTI 5 BAB, halaman 71, tabel 6,
gambar 4, lampiran 33
UJI
ANTIBAKTERI EKSTRAK DAUN PERIA LAUT
(Colubrina asiatica (L.) Brong.) TERHADAP
PERTUMBUHAN
Staphylococcus aureus
ABSTRAK
Daun peria laut (Colubrina asiatica (L.) Brongn.) dapat digunakan
untuk mengobati gangguan pencernaan, kudis, tonik, pencahar, menurunkan demam,
dan mengobati penyakit kulit. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui
pengaruh perasan dan ekstrak air daun peria laut dalam menghambat pertumbuhan Staphylococcus aureus. Penelitian ini
bersifat Eksperimental dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang
dibagi dalam 3 perlakuan dan 5 ulangan yaitu aquades sebagai kontrol, perasan
dan ekstrak air daun peria laut. Pada penelitian ini pengujian antibakteri daun
peria laut dilakukan dengan menggunakan metode difusi cakram di atas media Nutrien Agar yang telah disuspensikan
bakteri.
Hasil uji fitokimia menunjukkan bahwa perasan dan ekstrak air daun peria laut mengandung senyawa antibakteri yaitu alkaloid, saponin, polifenol dan flavonoid. Hasil uji mikrobiologi menunjukkan bahwa aquades tidak dapat menghambat pertumbuhan Staphylococcus aureus, sedangkan perasan dan ekstrak air daun peria laut dapat menghambat pertumbuhan Staphylococcus aureus dengan rata-rata diameter zona hambat yang terbentuk masing-masing adalah 9,8 mm dan 10,52 mm. Hasil dari analisa data dengan menggunakan uji Anova menunjukkan bahwa perasan dan ekstrak air daun peria laut sangat berpengaruh (P=0,000) terhadap pertumbuhan Staphylococcus aureus. Hasil uji lanjut Duncan menunjukkan bahwa rata-rata diameter zona hambat perasan tidak berbeda nyata dengan rata-rata diameter zona hambat ekstrak air daun peria laut. Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa perasan dan ekstrak air daun peria laut dapat menghambat pertumbuhan Staphylococcus aureus dan digolongkan dalam kategori sedang dan kuat.
Hasil uji fitokimia menunjukkan bahwa perasan dan ekstrak air daun peria laut mengandung senyawa antibakteri yaitu alkaloid, saponin, polifenol dan flavonoid. Hasil uji mikrobiologi menunjukkan bahwa aquades tidak dapat menghambat pertumbuhan Staphylococcus aureus, sedangkan perasan dan ekstrak air daun peria laut dapat menghambat pertumbuhan Staphylococcus aureus dengan rata-rata diameter zona hambat yang terbentuk masing-masing adalah 9,8 mm dan 10,52 mm. Hasil dari analisa data dengan menggunakan uji Anova menunjukkan bahwa perasan dan ekstrak air daun peria laut sangat berpengaruh (P=0,000) terhadap pertumbuhan Staphylococcus aureus. Hasil uji lanjut Duncan menunjukkan bahwa rata-rata diameter zona hambat perasan tidak berbeda nyata dengan rata-rata diameter zona hambat ekstrak air daun peria laut. Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa perasan dan ekstrak air daun peria laut dapat menghambat pertumbuhan Staphylococcus aureus dan digolongkan dalam kategori sedang dan kuat.
DISUSUN OLEH :
Nora Suraiya
HP. 082370440609
KARYA TULIS ILMIAH INI DIUSUN OLEH NORA SURAIYA MOHON UNTUK TIDAK UNTUK DI PERBANYAK / COPY PASTE KECUALI DENGAN IZIN PEMILIK KTI INI.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Penyakit infeksi
merupakan penyakit yang paling banyak diderita oleh masyarakat. Infeksi dapat
disebabkan oleh jamur, virus dan bakteri. Bakteri merupakan mikroorganisme yang
tidak dapat dilihat dengan mata telanjang, tetapi hanya dapat dilihat dengan
bantuan mikroskop (Yuwono,
2012). Ada beberapa bakteri patogen yang dapat
menyebabkan infeksi berbahaya dan mudah ditularkan seperti Escherichia coli dan
Staphylococcus aureus.
Staphylococcus
aureus dapat menyebabkan infeksi pada jaringan yang ada di saluran pernapasan, saluran kemih, mata dan kulit.
Biasanya berupa abses, yaitu nanah atau cairan dalam jaringan. Infeksi yang
disebabkan oleh Staphylococcus aureus dapat terjadi secara langsung
maupun tak langsung. Sumber utama penyebab infeksi bakteri ini adalah luka
terbuka dan benda-benda (seperti kapas dan debu) yang dapat menyebabkan terkontaminasinya
luka tersebut (Jawetz et al., 1995).
Luka dapat ditandai dengan hilang atau terputusnya kontinuitas jaringan,
membran mukosa dan tulang atau organ yang lain (Kozier, 2004).
Secara umum, penyakit infeksi dapat disembuhkan
dengan menggunakan antibiotik. Penggunaan antibiotik untuk infeksi lokal telah
dikurangi karena kecenderungan menimbulkan hipersensitivitas secara lokal pada
kulit atau membran mukosa (Ganiswara, 1995). Antibiotik juga sering menyebabkan terjadinya resistensi bakteri
terhadap zat antibiotik (Zaraswati, 2004). Di samping
obat-obatan modern yang berkembang di pasar, berbagai obat tradisional
dipercaya memiliki khasiat untuk penyakit tertentu dan digunakan sebagai salah
satu alternatif pengobatan karena sifatnya yang alami, mudah terjangkau dan
sedikit menimbulkan efek samping dibandingkan dengan obat kimia (Susanty,
2003).
Salah satu tumbuhan yang digunakan sebagai obat
tradisional adalah daun peria laut. Tumbuhan ini memiliki khasiat untuk mengobati gangguan pencernaan, kudis, tonik, pencahar, obat
penurun panas, dan penyakit kulit
(Austin, 1999). Menurut pengalaman masyarakat Aceh, daun peria laut dapat
digunakan sebagai obat luka dengan cara diperas kemudian dioleskan pada luka atau bagian yang sakit. Hasil perasan daun peria laut dipercaya dapat
mencegah infeksi bakteri sehingga luka tidak bernanah
dan lebih cepat sembuh.
Hasil penelitian Nivas dan Gaikwad (2014), menunjukkan bahwa daun peria laut mengandung senyawa kimia di
antaranya flavonoid,
saponin dan polifenol. Senyawa-senyawa tersebut memiliki
peran sebagai antiinflamasi dan antibakteri. Munira dan Marfina (2015), telah melakukan penelitian dengan menggunakan
metode maserasi dengan 2 pelarut yang memiliki polaritas yang sama yaitu etanol
dan methanol. Kedua ekstrak tersebut menunjukkan bahwa daun peria laut memiliki
aktivitas antibakteri terhadap Staphylococcus aureus dengan diameter zona hambat yang terbentuk
masing-masing 12,26 mm dan 12,54 mm.
Sejauh ini belum ada penelitian
tentang aktivitas antibakteri daun peria laut dengan menggunakan metode perasan
dan maserasi ekstrak air. Oleh karena itu, perlu dilakukan uji daya hambat daun peria laut
dengan menggunakan metode tersebut terhadap pertumbuhan Staphylococcus aureus.
1.2. Rumusan Masalah
Rumusan masalah
penelitian ini sebagai berikut :
1.
Apakah perasan
dan ekstrak air daun peria laut dapat menghambat pertumbuhan Staphylococcus
aureus?
2.
Adakah perbedaan
antibakteri antara perasan dan ekstrak air daun peria laut dalam
menghambat pertumbuhan Staphylococcus
aureus?
1.3. Tujuan
Penelitian
Tujuan
penelitian ini sebagai berikut :
1.
Mengetahui pengaruh ekstrak daun peria laut dalam
menghambat pertumbuhan Staphylococcus
aureus.
2.
Mengetahui perbedaan antibakteri antara perasan dan
ekstrak air daun peria laut dalam menghambat pertumbuhan Staphylococcus aureus.
1.4. Manfaat penelitian
Hasil
dari penelitian ini diharapkan dapat digunakan untuk pengembangan ilmu
khususnya di bidang farmasi, yaitu tentang pemanfaatan daun peria laut sebagai alternatif obat alami
dalam mengobati penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri Staphylococcus aureus.
Biodata Penulis
1. Nama
Lengkap : Nora Suraiya
2. Tempat/Tanggal
lahir : Tingkeum Manyang, 01
Januari 1995
3. Agama : Islam
4. Kebangsaan : Indonesia
5. Status : Belum kawin
6. Alamat : Jln. Rama
Setia, Lrg. K.Nago, Lampaseh Aceh,
Banda Aceh.
7. Pekerjaan
: Mahasiswi
8. Nomor
HP : 082370440609
9. Nama
Orang Tua
a. Ayah : Ibrahim A.R
b. Ibu : Darwati Ahmad
10. Alamat Orang Tua :
Jln. Banda Aceh-Medan, Kutablang, Bireuen.
11. Riwayat Pendidikan :
Jenjang
|
Tahun
|
|
TK
|
2000-2001
|
TK
Bungoeng Jeumpa
|
SD
|
2001-2007
|
MIN
Kutablang
|
SMP
|
2007-2010
|
MTsN
Kutablang
|
SMA
|
2010-2013
|
MAN
Peusangan
|
Kuliah
|
2013-2016
|
Poltekkes
Kemenkes Aceh Jurusan Farmasi
|
0 Response to "UJI ANTIBAKTERI EKSTRAK DAUN PERIA LAUT (Calubrina asiatica (L.) Brongn.) TERHADAP PERTUMBUHAN Staphylococcus aureus"
Posting Komentar