GAMBARAN
PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU HAMIL TENTANG KEBUTUHAN NUTRISI SELAMA KEHAMILAN
INTISARI
Pada ibu
hamil diketahui menderita KEK dilihat dari pengukuran LILA, adapun ambang batas
LILA ibu hamil dengan resiko KEK di Indonesia adalah 23,5 cm. Apabila ukuran
LILA kurang dari 23,5 cm atau di bagian merah pita LILA, artinya wanita
tersebut mempunyai resiko KEK dan diperkirakan akan melahirkan berat bayi lebih
rendah (BBLR). BBLR mempunyai resiko kematian, gizi kurang, gangguan
pertumbuhan dan gangguan perkembangan anak. Berdasarkan data yang diperoleh di di Puskesmas , data ibu hamil pada bulan januari sampai
desember pada tahun 2014 berjumlah 609 orang, dan jumlah ibu hamil yang
melakukan pemeriksaan kehamilan setiap bulannya 80 orang, didapatkan ada 25
orang ibu hamil yang LILA ≤ 23 cm.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengetahuan dan sikap ibu hamil tentang kebutuhan nutrisi selama kehamilan di puskesmas pada
Tahun 2015.
Metode
penelitian ini bersifat deskriptif dengan pendekatan cross sectional. Pengumpulan data pada penelitian ini
dilaksanakan pada tanggal 20-29 Agustus 2015, dengan
jumlah sampel sebanyak 30 responden, dimana pengambilan sampel
menggunakan teknik Accidental Sampling.
Berdasarkan hasil penelitian dari
30 responden yang diteliti, diperoleh
bahwa sebagian besar kebutuhan nutrisi ibu hamil selama
kehamilan berada pada kategori terpenuhi yaitu sebanyak 18 responden (60%), sebagian besar pengetahuan ibu hamil berada pada kategori
cukup yaitu sebanyak 14 responden (46,7%), dan sebagian besar sikap
ibu berada pada kategori negatif yaitu sebanyak 19 responden (63,3%).
Diharapkan
kepada peneliti selanjutnya agar dapat meneliti lebih lanjut mengenai kebutuhan
nutrisi selama kehamila dengan meneliti variabel yang lebih banyak lagi agar
hasilnya dapat lebih akurat dengan menngunakan metode penelitian yang berbeda.
Kata
Kunci : Pengetahuan, Sikap, Kebutuhan Nutrisi, Ibu Hamil
Kepustakaan : 12 buku (2006-2013)
dan 3 situs internet
Jumlah Halaman :
xii, 48 halaman, 5 tabel, 1 gambar, 12 lampiran
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.
Konsep
Pengetahuan
1. Pengertian Pengetahuan
Pengetahuan
adalah hasil pengindraan manusia atau hasil tahu seseorang terhadap obyek melalui
indra yang dimilikinya (mata, hidung, telinga dan sebagainya) dengan
sendirinya, pada waktu penginderaan sampai menghasilkan pengetahuan tersebut
sangat diopengaruhi oleh intensitas perhatian dan persepsi terhadap obyek
sebagian besar pengetahuan seorang diperoleh melalui indera pendengaran (telinga)
dan indera penglihatan (mata)
(Notoadmojo,2010).
2. Tingkat pengetahuan
Menurut
Notoadmojo (2010), pengetahuan yang dicakup dalam domain kognitif mempunyai 6
tingkatan yaitu :
a.
Tahu (know)
Tahu
diartikan sebagai recall (memanggil) memori yang telah ada sebelumnya setelah
menggganti sesuatu untuk mengetahui atau mengukur bahwa orang tahu sesuatu
dapat menggunakan pertanyaan-pertanyaan
b.
Memahami (comprehension)
Memahami
suatu objek bukan sekedar tahu terhadap objek tersebut, tetapi orang tersebut
harus dapat mengintrepestasikan secara benar tentang objek yang diketahui
tersebut.
c.
Aplikasi (Aplication)
Aplikasi
diartikan apabila seseorang yang telah memahami objek yang dimaksud dapat
menggunakan atau mengaplikasikan prinsip yang diketahui tersbuat pada situasi
lain.
d. Analisa (analisys)
Analisa
adalah kemampuan seseorang untuk menjabarkan dan memisahkan, kemudian mencari
hubungan antara komponen-komponen yang terdapat pada suatu masalah atau objek
yang telah diketahui. Indikasi bahwa pengetahuan seseorang sudah sampai pada
tingkat analisi adalah apabila orang tersebut telah membedakan atau memisahkan,
mengelompokkan, membuat diagram (bagan) terhadap pengetahuan terhadap objek
tersebut.
e. Sintesis (sintesys)
Sintesis menunjukkan suatu kemampuan seorang untuk
merangkum atau meletakkan dalam suatu hubungan yang logis dari suatu
komponen-komponen yang dimiliki. Dengan kata lain, sintesis adalah suatu
komponen untuk menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi.
f. Evaluasi (Evaluation)
Evaluasi berkaitan dengan komponen seseorang untuk
melakukan justivikasi atau penilaian terhadap suatu objek tertentu.Penilaian
ini dengan sendirinya atau norma-norma yang berlaku di masyarakat.
3.
Faktor – faktor yang
mempengaruhi pengetahuan
Ada beberapa faktor yang
mempengaruhi pengetahuan yaitu umur,
pendidikan,
informasi dan pengalaman (Mubarak,2011).
a.
Pendidikan
berarti bimbingan yang diberikan
seseorang pada orang lain terhadap suatu hal agar mereka dapat memahami. Tidak
dapat di pungkiri makin tinggi pendidikan seseorang semakin mudah pula mereka
informasi, dan pada akhirnya makin banyak pula pengetahuan yang dimilikinya.
Sebaiknya jika seseorang tingkat pendidikannya rendah, akan menghambat
perkembangan sikap seseorang terhadap penerimaan informasi dan nilai-nilai yang
baru diperkenalkan.
b. Pekerjaan
Lingkungan pekerjaan dapat menjadikan seseorang memperoleh
pengalaman dan pengetahuan yang baik secara langsung maupun secara tidak
langsung.
c. Kebudayaan lingkungan sekitar
Kebudayaan dimana kita hidup dan di besarkan mempunyai
pengaruh besar terhadap terhadap pembentukan sikap kita. Apabila dalam suatu
wilayah mempunyai budaya untuk menjaga kebersihan lingkungan maka sangat
mungkin masyarakat sekitarnya mempunyai sikap untuk selalu menjaga kebersihan
lingkungan, kerena lingkungan sangat
berpengaruh dalam pembentukan sikap
pribadi atau sikap seseorang.
d.
Informasi
Kemudahan untuk memperoleh suatu
informasi dapat mempercepat seseorang untuk memperoleh pengetahuan yang baru
e.
Umur
Dengan bertambahnya umur seseorang
akan terjadi perubahan pada aspek fisik dan psikologis (mental). Pertumbuhan
pada fisik secara garis besar ada empat kategori yaitu: pertama perubahan ukuran, kedua
perubahan proporsi, ketiga
hilangnya ciri-ciri lama, keempat timbul
ciri-ciri baru. Ini terjadi akibat pematangan fungsi organ. Pada aspek
psikologis atau mental taraf berfikir seseorang semakin matang dan dewasa.
f. Minat
Sebagai suatu kecenderungan atau keinginan yang tinggi
terhadap sesuatu. Minat menjadikan seseorang untuk mencoba dan menekuni suatu
hal dan pada akhirnya diperoleh pengetahuan yang lebih mendalam.
g.
Pengalaman
Pengalaman adalah suatu kejadian
yang pernah dialami seseorang dalam berinteraksi dengan lingkunganya. Ada
kecenderungan pengalaman yang kurang baik seseorang akan berusaha untuk
melupakannya, namun jika pengalaman terhadap obyek tersebut menyenangkan maka
secara psikologis akan timbul kesan yang sangat mendalam dan membekas dalam
emosi kejiwaan, dan akhirnya dapat pula membentuk sikap positif dalam
kehidupannya.
4.
Pengukuran pengetahuan
Pengukuran
pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang menanyakan
tentang isi materi yang ingin diukur dari subjek penelitian atau responden.
Kedalaman pengetahuan yang ingin kita ketahui atau kita ukur dapat kita
sesuaikan dengan tingkatan-tingkatan di atas (Notoatmodjo, 2012).
5.
Cara memperoleh
pengetahuan
Menurut
Notoatmodjo (2010), untuk memenuhi rasa ingin tahunya, manusia menggunakan
berbagai cara untuk memperoleh kebenaran yang dapat dikelompokkan menjadi 2
yaitu :
1.
Cara tradisional
a.
Cara coba salah
(trial and error)
Cara ini
merupakan cara yang paling tradisional, yaitu upaya pemecahan masalah dilakukan
dengan cara coba coba, bila satu cara tidak berhasil maka dicoba yang lain.
b.
Cara kekuasaan
atau otoritas
Pengetahuan
diperoleh berdasarkan pada otoritas atau kekuasaan, baik tradisi, otoritas
pemerintah, otoritas pemimpin agama maupun ahli pengetahuan.
c.
Berdasarkan
pengalaman pribadi
Pengalaman
pribadi dapan digunakan sebagai upaya memperoleh pengetahuan. Hal ini dilakukan
dengan cara mengulang kembali pengalaman yang diperoleh dalam memecahkan
permasalahan yang dihadapi pada masa lalu.
d.
Melalui
jalan pikiran
cara
melahirkan pemikiran secara tidak langsung melalui pertanyaan-pertanyaan yang
dikemukakan dan dicari hubungannya sehingga dapat dibuat suatu kesimpulan.
2. Cara modern
Cara ini disebut metode
penelitian ilmiah atau metodologi penelitian (research
methodology) cara baru
dalam memperoleh pengetahuan desa ini lebih sistematis, logis dan ilmiah.
B.
Konsep
sikap (Attitude)
1. Pengertian
sikap
Menurut
(Notoatmodjo,2010) sikap merupakan respons yang masih tertutup dari seseorang
terhadap stimulus atau objek tertentu, yang
sudah melibatkan faktor pendapat dan emosi yang bersangkutan (senang-tidak-senang, setuju-tidak-setuju, baik-tidak baik, dan sebagainya.
Sikap secara nyata menunjukkan konotasi adanya kesesuaian reaksi
terhadap stimulus tertentu yang dalam kehidupan sehari-hari merupakan reaksi
yang bersifat emosional. Newcomb dalam Notoatmodjo (2011),
menyatakan bahwa sikap merupakan kesiapan atau
kesediaan untuk bertindak, dan bukan merupakan pelaksanaan motif tertentu, akan
tetapi sebagai salah satu predisposisi tindakan (prilaku).
Menurut
Benjamin, sikap merupakan respon tertutup seseorang terhadap stimulus atau
objek tertentu yang sudah melibatkan faktor pendapat atau penilaian seseorang
terhadap hal-hal yang berkaitan dengan pemeliharaan kesehatan, seperti sikap
terhadap penyakit menular dan tidak menular, sikap terhadap faktor-faktor
terkait dan atau mempengaruhi kesehatan, dan sikap untuk menghindari kecelakaan.
(Fauzi,2012)
1.
Komponen pokok
sikap
Menurut Allport 1954 ( dalam Notoatmodjo,2010) sikap
itu terdiri dari 3 komponen pokok, yaitu :
a.
Kepercayaan atau
keyakinan, ide, dan konsep terhadap objek artinya bagaimana keyakinan, pendapat
atau pemikiran seseorang terhadap objek.
b.
Kehidupan
emosional atau evaluasi orang terhadap objek, bagaimana artinya bagaimana
penilaian ( terkadang di dalamnya faktor emosi) orang tersebut objek.
c.
Kecenderungan
untuk brtindak (tend to be have), artinya sikap adalah merupakan komponen yang
mendahului tindakan atau perilaku terbuka. Sikap adalah merupakan ancang-ancang
untuk bertindak atau pun berperilaku terbuka ( tindakan ).
Ketiga komponen tersebut diatas secara bersama-sama membentuk sikap yang utuh (total attitude). Dalam menentukan
sikap yang utuh ini, pengetahuan , pikiran, keyakinan dan emosi memegang
peranan penting.
2.
Tingkatan sikap
Seperti
halnya dengan pengetahuan, sikap juga mempunyai tingkat-tingkat berdasarkan
intensitasnya yaitu, (Notoatmodjo,2010) :
a.
Menerima (receiving)
Menerima di artikan bahwa
orang atau subjek mau menerima stimulus yang diberikan (objek)
b.
Menanggapi
Menanggapi disini diartikan
memberikan jawaban atau tanggapan terhadap pertanyaan atau objek yang dihadapi.
c.
Menghargai
(valuing)
Menghargai diartikan subjek
atau seseorang memberikan nilai yang positif terhadap objek atau stimulus,
dalam arti membahasnya dengan orang lain, bahkan mengajak atau mempengaruhi
atau menganjurkan orang lain merespons.
d.
Bertanggung
jawab (responsible)
Sikap yang paling tinggi
tingkatnya adalah bertanggung jawab terhadap apa yang telah diyakininya.
Sesorang yang telah mengambil sikap tertentu berdasarkan keyakinannya, dia
harus berani mengambil resiko bila ada orang lain yang mencemoohkan atau resiko
lain.
Suatu sikap
belum otomatis terwujud dalam suatu tindakan (overt
beharior). Untuk terwujudnya sikap untuk suatu
perbuatan nyata diperlukan faktor pendukung atau suatu kondisi yang
memungkinkan , antara lain adalah fasilitas.
Sikap ibu secara khusus dimaksudkan bagaimana seseorang
merespon informasi yang diterimanya secara personal, terbuka, bertanggung
jawab,
responsive dan sebagainya. Sikap tidak hanya
menentukan apa yang dikerjakan oleh seseorang tetapi juga cara yang kiranya
memuaskan baginya, sikap yang baik akan menentukan seberapa jauh kesuksesan
yang dapat dicapai seseorang, karena sikap adalah sebagai ekspresi dari sebuah
perasaan. (Notoatmodjo,2010).
3.
Faktor – faktor
yang mempengaruhi sikap
Menurut
(Azwar,2010) faktor-faktor yang memepengaruhi sikap yaitu :
a.
Pengalaman pribadi
pengalaman pribadi
dapat menjadi dasar pembentukan sikap apabila pengalaman tersebut meninggalkan
kesan yang kuat. Sikap akan lebih mudah terbentuk apabila pengalaman pribadi
tersebut terjadi dalam situasi yang melibatkan faktor emosional.
b.
Pengaruh orang lain
yang dianggap penting
Individu pada umumnya
cenderung untuk memiliki sikap yang konformis atau search dengan sikap seseorang
yang dianggap penting. Kecenderungan ini antara lain dimotivasi oleh keinginan
untuk berafilasi dan untuk menghindari konflik dengan orang yang dianggap
penting tersebut.
c.
Pengaruh kebudayaan
Kebudayaan dapat
memberi corak pengalaman individu-individu masyarakat asuhannya. Sebagai
akibatnya, tanpa disadari kebudayaan telah menanamkan garis pengaruh sikap kita
terhadap berbagai masalah.
d.
Media massa
Dalam pemberitaan surat
kabar maupun radio atau media komunikasi lainnya, berita yang seharusnya
fraktual disampaikan secara obyektif berpengaruh terhadap sikap konsumennya.
e.
Lembaga pendidikan dan
lembaga agama
Konsep moral dan ajaran
dari lembaga pendidikan dan lembaga agama sangat menentukan sistem kepercayaan.
Tidaklah mengherankan apabila pada gilirannya konsep tersebut mempengaruhi
sikap.
f.
Faktor emosional
Kadang kala, suatu
bentuk sikap merupakan pernyataan yang didasari emosi yang berfungsi sebagai
semacam penyaluran frustasi atau pengalihan bentuk mekanisme pertahanan ego.
6. Tingkat
Pengetahuan Dan Sikap Ibu Hamil Tentang Kebutuhan Gizi
Latar belakang
pendidikan seseorang berhubungan dengan tingkat pengetahuan, jika tingkat
pengetahuan gizi ibu baik maka diharapkan status gizi ibu dan balitanya baik,
sebab dari gangguan gizi adalah kurangnya pengetahuan tentang gizi atau
kemampuan meningkat pengetahuan gizi masyarakat. Kurangnya pengetahuan dan
salah konsepsi tentang kebutuhan pangan dan nilai pangan adalah umum dijumpai
setiap negara di dunia. Kemiskinan dan kekurangan persediaan pangan yang
bergizi merupakan faktor penting dalam masalah kurang gizi atau sebab lain yang
penting dri gangguan gizi adalah kekurangan pengetahuan tentang gizi atau
kemampuan untuk menerapkan informasi tersebut dalam kehidupan sehari hari. Pemahaman
ibu hamil yang tepat tentang nutrisi akan mengarahkan ibu hamil memiliki sebuah
motivasi untuk melakukan perubahan sikap yang memberikan tujuan kearah perilaku
hidup sehat. Untuk meningkat sikap positif, sebaiknya ibu hamil perlu
mendapatkan informasi tentang nutrisi dalam kehamilan, sumber informasi berasal
dari media cetak maupun media elektronik, bisa juga dengan mengadakan kelas ibu
hamil yang membahas tentang nutrisi dalam kehamilan. (Suharjo, 2009).
C. Ibu Hamil
1.
Pengertian
Kehamilan menurut Federasi Obstetri Ginekologi
Internasional, didenefisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan spermatozoa dan
ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Bila dihitung dari saat
fertilisasi hingga lahirnya bayi, kehamilan normal akan berlangsung dalam waktu
40 minggu atau 10 bulan lunar atau 9 bulan menurut kalender intrasional.
Kehamilan dibagi dalam 3 trimester dimana trimester pertama berlangsung dalam
12 minggu, trimester kedua 15 minggu dari minggu ke-13 hingga ke-27, trimester
ketiga 13 minggu dari minggu ke-28 hingga ke-40 (Prawiroharjo,2012).
Menurut (Saifuddin,2006) Kehamilan adalah
masa dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin lamanya adalah 280 hari (40
minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari hari pertama haid terakhir. Kehamilan
adalah pertumbuhan dan perkembangan janin intrauteri mulai sejak konsepsi sampai
permulaan persalinan (Manuaba,2008). Kehamilan merupakan proses yang diawali
dengan adanya pembuahan (konsepsi), masa pembentukan bayi dalam rahim, dan
diakhiri oleh lahirnya sang bayi (Monika,2009).
a.
Masa kehamilan
Menurut
(Anggraini,2010), masa kehamilan umumnya akan dilalui selama 40 minggu terbagi
dalam 3 trimester kehamilan :
1.
Kehamilan trimester I :
dimulai usia 0 sampai 12 minggu
2.
Kehamilan trimester II
: dimulai usia 13 sampai 27 minggu
3.
Kehamilan trimester III
: dimulai usia 28 sampai 40 minggu
b.
Tanda gejala kehamilan
Menurut (Rustam,2005), kehamilan memiliki
tanda-tanda sebagai berikut :
1.
Tanda pasti kehamilan
a.
Gerakan janin yang
dapat dilihat / diraba / dirasa / juga bagian-bagian janin.
b.
Denyut jantung janin
1.
Didengar dengan stetoskop monoral laennec
2.
Dicatat dan didengar
alat Dopper
3. Dicatat
dengan Feto Elektrokardiogram
4. Dilihat
pada Ultrasonografi (USG)
5. Terlihat
tulang-tulang janin dalam foto Rontgen
2. Tanda-tanda
tidak pasti kehamilan (presumptive)
a. Amenorea
Wanita harus mengetahui tanggal hari pertama haid terakhir (HPHT)
agar dapat ditaksir usia kehamilan dan tafsiran persalinan (TTP) yang dihitung
dengan menggunakan rumus dari Naegele yaitu (hari pertama HT + 7) dan (bulan HT
+ 3)
b. Mual
dan muntah (nausea and vomiting)
Biasanya terjadi pada bulan-bulan
pertama kehamilan hingga akhir trimester pertama. Sering terjadi pada pagi hari
, maka disebut morning sickness. Bila
mual dan muntah terlalu sering disebut hiperemenis.
c. Mengidam
(ingin makan khusus)
Ibu hamil sering
meminta makanan /minuman tertentu terutama pada bulan-bilan pertama.
d. Pingsan
e.
Tidak ada selera makan
(anoreksia)
Hanya
berlangsung pada triwulan pertama kehamilan kemudian nafsu makan timbul
kembali.
f. Lelah
(fatigue)
g. Payudara
Payudara membesar.
Tegang, dan sedikit nyeri disebabkan pengaruh estrogen dan progesteron yang
merangsang duktus dan alveoli payudara. Kelenjar Montgomery terihat lebih
membesar.
h. Miksi
Miksi / BAK sering
terjadi karena kandung kemih tertekan
oleh rahim yang membesar. Gejala ini akan hilang pada triwulan kedua kehamilan.
Pada akhir kehamilan, gejala ini kembali karena kandung kemih ditekan oleh
kepala janin.
i.
Konstipasi/obstipasi
Konstipasi terjadi
karena tonus otot-otot usus menurun oleh pengaruh hormon steroid.
j.
Pigmentasi kulit
Pigmentasi kulit oleh
pengaruh hormon kortikosteroid plasenta, dijumpai dimuka (chloasma gravidarum), areola payudara, leher, dan dinding perut (linea nigra=grisea)
k. Epulis
atau dapat disebut juga hipertrofi
dari papil gusi.
1.
Pemekaran vena-vena (varises)
Pemekaran
vena-vena (varises) dapat terjadi
pada kaki, betis, dan vulva. Keadaan ini biasa dijumpai pada triwulan akhir.
3. Tanda-tanda kemungkinan hamil
a.
Perut membesar.
b.
Uterus membesar,
terjadi perubahan dalam bentuk besar dan konsistensi dari rahim.
4.
Perubahan fisiologis
dalam kehamilan yang berkaitan dengan gizi
Banyak
perubahan yang terjadi pada waktu kehamilan muda dalam mempersiapkan kebutuhan
untuk pertumbuhan janin. Konsetrasi zat gizi dalam darah menurun selama masa
kehamilan misalnya asam amino, gliosa, vitamin C, B6, B12, asam folat dan
peningkatan lipida darah meningkat, target utama adalah ginjal dan kulit.
Akibatnya sisa-sisa metabolisme yang larut dalam air dibuang secara efisien
lewat ginjal dan panas lewat kulit. Oleh karena itu ibu hamil sering kencing
dan merasa panas. Gerakan peristaltic otot gastrional menurun sehingga
menyebabkan konstipasi. Jumlah cairan dalam tubuh bertambah dan umumnya
pertambahan air akan hilang dalam waktu 6-8 minggu setelah melahirkan. Hal
tersebut merupakan perubahan hormone selama reproduksi (Arisman,2009).
2. Nutrisi
Gizi
atau disebut juga nutrisi merupakan ilmu yang mempelajari perihal makanan serta
hubungannya dengan kesehatan. Ilmu pengetahuan tentang gizi (nutrisi) membahas
sifat-sifat nutrien ( zat – zat gizi) yang terkandung dalam makanan, pengaruh
metaboliknya serta akibat yang timbul bila terdapat kekurangan zat gizi.
Nutrisi adalah senyawa kimia yang terkandung dalam makanan yang diserap dan
digunakan untuk meningkatkan kesehatan tubuh, sehingga memungkinkan tubuh dapat
menjalankan aktivitas fisik mental secara baik. Seorang yang hamil mengalami
peningkatan metabolisme energi. Karena itu kebutuhan energi dan zat gizi
lainnya meningkat ( Waryana,2010)
Nutrisi
ibu hamil adalah peningkatan konsumsi makanan hingga 300 kalori per hari,
mengonsumsi makanan yang mengandung prtotein. Zat besi, minum cukup cairan (
menu seimbang). (Saifuddin,2006).
Menurut
Kartasapoetro (2003) nutrisi adalah zat zat gizi yang diperoleh dari
bahan-bahan makanan yang dikonsumsi dan mempunyai nilai yang sangat penting
untuk memelihara proses tumbuh dalam pertumbuhan dan perkembangan, memperoleh
energi guna melakukan kegiatan fisik sehari-hari, mengganti sel-sel yang rusak
dan sebagi zat pelindung tubuh dengan cara menjaga keseimbangan cairan tubuh.
Janin yang berkembang dan tumbuh dalam kandungan mempunyai begitu banyak
kebutuhan gizi yang harus dipenuhi melalui makanan yang harus dimakan oleh ibu
hamil.
Menurut
(Proverawati,2010) Nutrisi yang cukup dapat menciptakan anak jenius sekualitas
Albert Einstein. Sebaliknya, tanpa asupan nutrisi yang cukup, tingkat kecerdasan
anak sulit mencapai puncak. Namun semua itu bukan rumus pasti. Jangan lupa
semua itu kembali lagi pada Yang Maha Kuasa. Semua itu tidak mutlak, yang
penting ibu berusaha agar pertumbuhan janin optimal.
3. Kebutuhan Nutrisi
Selama Kehamilan
`Kebutuhan
gizi ibu hamil meningkat 15% dibandingkan dengan kebutuhan wanita normal.
Peningkatan gizi dibutuhkan untuk pertumbuhan ibu dan janin. Makanan yang
dikonsumsi oleh ibu hamil 40% digunakan untuk janin dan 60% digunakan untuk
pertumbuhan ibu. Asupan makanan yang dikonsumsi ibu hamil berguna untuk sumber
tenaga. Sumber pembangunan, sumber pengatur dan pelindung.
Kebutuhan
nutrisi pada ibu hamil mutlak diperlukan untuk menentukan tumbuh kembang anak
sejak masa dalam kandungan. Berbagai perubahan fisiologi, anatomi maupun
metabolisme terjadi selama masa kehamilan yang disebabkan perubahan hormonal.
Salah satu perubahannya adalah kemampuan ginjal yang menurun dalam menyerat
kembali zat gizi dibanding sebelum masa kehamilan, selain itu perubahan pada
plasenta yang berfungsi menyuplai zat gizi kepada janin. (Sulistyawati,2009)
Menurut
Prasetyono (2009), makanan pada ibu hamil harus sesuai dengan kebutuhan yaitu
makanan yang seimbang dengan perkembangan masa kehamilan. Kekurangan nutrisi
dapat menyebabkan anemia, abortus, perdarahan pasca persalinan, berat badan ibu
tidak bertambah secara normal. Sedangkan kelebihan makanan karena beranggapan
pemenuhan makan untuk dua orang akan berakibat kegemukan, pre-eklamsia janin
terlalu besar, dan sebagainya. Hal penting yang harus diperhatikan sebenarnya
adalah cara mengatur menu dan pengolahan menu tersebut dengan berpedoman pada
pedoman umum gizi seimbang. Gizi ibu yang kurang baik sebelum dan selama
kehamilan merupakan penyebab utama dari berbagai persoalan kesehatan yang
serius pada ibu dan bayi. Yang berakibat terjadinya bayi lahir dengan berat
badan lahir rendah. Kelahiran prematur, sert kematian neonatal dan prenatal.
Makanan
sehari-hari yang dianjurkan adalah yang memenuhi standar kecukupan gizi untuk
ibu hamil. Untuk pencegahan anemia difesiensi, diberi tambahan vitamin dan
tablet Fe. WHO departement kesehatan menganjurkan untuk memberi tambahan energi
sebesar 285/300 KKAL/ hari dari rata-rata kebetulan selama kehamilan. Untuk ibu
hamil yang sebelumnya mengalami kekurangan berat badan ( BB), diperlukan
tambahan energi yang lebih banyak lagi. Untuk ibu hamil yang sebelummnya
mengalami kegemukan justru harus menguranginya. Menurut (Sulistyawati,2008)
kandungan zat gizi dalam makanan meliputi : air, asam folat, kalor, protein,
lemak esensial, vitamin A, vitamin B6, vitamin 12, vitamin C, vitamin D,
vitamin E, vitamin K, Zat besi, kalsium (Ca), fosfor, seng (Zn), flour, yodium,
natrium dan serat.
1. Air
Tubuh yang kekurangan
air atau dehidrasi dapat berakibat fatal, karena bisa menyebabkan gangguan
kesehatan pada ibu hamil yang dapat berpengaruh buruk bagi janinnya oleh karena itu minum minimal 10 gelas air putih
dengan jus buah atau yoghurt.
2.
Asam folat
Asam
folat yang dikonsumsi satu bulan sebelum hamil dan kemudian diteruskan
dikonsumsi selama trimester pertama baik untuk kesehatan bayi dalam mencegah
terjadinya cacat bawaan pada susunan saraf pusat maupun otak janin. Asam folat
membantu mencegah neural tube deffect,
yaitu cacat pada otak dan tulang belakang.
Kebutuhan
asam folat pada 12 minggu pertama kehamilan meningkat yaitu 800 mikrogram
perhari. Kekurangan nutrisi asam folat ini dapat menyebabkan gagalnya
pembentukan otak yang sempurna, sehingga menimbulkan cacat bawaan pada susunan
saraf pusat dan otak calon bayi. Asam folat banyak terdapat pada
kacang-kacangan, sayur berwarna hijau gelap seperti bayam, kembang kol,
kedelai, dan brokoli, pada buah-buaha, asam folat terdapat dalam jeruk, pisang,
wortel dan tomat.
3.
Kalor
Kebutuhan kalori ibu hamil lebih
besar dari kebutuhan kalori orang normal. Selama trimester kedua, kebutuhan
kalori bertambah 340 kalori dalam sehari, sedangkan pada trimester ketiga
kebutuhan kalori bertambah 450 kalori sehari. Kalori yang tidak cukup dapat
menganggu proses tumbuh kembang janin dan berbagai perubahan dalam tubuh.
4.
Protein
Kebutuhan protein selama hamil
adalah 25 mg per hari lebih banyak dari kebutuhan normal. Zat protein
diperlukan untuk pengembangan sel-sel baru janin untuk pembentukan semua`bahan
pengatur, seperti hormone ibu dan janin protein juga menjadi struktur dasar
bagi pembentukan organ-organ dalam tubuh. Maka dari itu, ibu hamil dianjurkan
mengonsumsi ekstra protein sebanyak 12 gram sehari atau serta dengan dua butir
telur ukuran besar setiap hari protein hewani dapat diperoleh pada daging sapi,
ikan, telur, susu, dan keju. Protein nabati dapat diperoleh pada
kacang-kacangan serta produk olahannya seperti tempe dan tahu.
5.
Lemak asensial
Asam
lemak asensial merupakan salah satu zat gizi yang cukup penting untuk ibu
hamil. Asam lemak esensial (omega-3 dan omega-6) penting untuk perkembangan
janin terutama perkembangan otak sumber bahan makanan omega-3 adalah minyak
sayur, daging dan telur sumber bahan makanan omega-6 adalah kacang kedelai,
ikan tuna, ikan sardine, ikan makarel dan salmon.
6.
Vitamin A
Vitamin A berperan pada
pertumbuhan sel dan jaringan, pertumbuhan gigi dan pertumbuhan tulang, penting
untuk mata, kulit rambut dan mencegah kelainan bawaan, kebutuhan vitamin A ibu
hamil 200 RE/hari lebih tinggi dari pada ibu tidak hamil. Sumber vitamin A
banyak terdapat pada minyak ikan, kuning telur, wortel, sayuran berwarna hijau
dan buah –buahan berwarna merah. Hati mengandung vitamin A yang terlalu tinggi
dan hal ini berhubungan dengan cacat lahir, sehingga konsumsi hati selama
kehamilan sebaiknya dihindari.
7.
Vitamin B6
Vitamin
B6 untuk mengurangi keluhan mual-mual pada ibu hamil. Ibu hamil memerlukan
vitamin B6 sejumlah 1,9 mg setiap harinya yang membantu untuk mrmbrntuk
antibody, dan sel darah merah vitamin B6 terdapat di daging ikan ayam, jagung,
kacang-kacangan, sayur yang berwarna hijau.
8.
Vitamin B12
Vitamin
B12 merupakan zat gizi untuk perkembangan saraf dan fungsi otak janin, terdapat
pada daging, telur dan ikan.
9. Vitamin
C
Jika
kekurangan vitamin C dapat menyebabkan keracunan kehamilan. Vitamin C dapat
mencrgah terjadinya rupture membran, sebagai bahan semen jaringan ikan dan
pembuluh darah. Kebutuhan 10mg/hari lebih tinggi dari ibu tak hamil.
10. Vitamin
D
Vitamin
D yang berfungsi untuk meningkatkan penyerapan kalsium dari usus dan
mempermudah pembentukan tulang normal. Kekurangan vitamin D disebabkan oleh
pemaparan sinar matahari yang tidak mencukupi atau sedikit vitamin D yang
dikonsumsi. Kekurangan vitamin D selama kehamilan dapat menyebabkan osteomasia
pada ibu hamil dan rakitis pada bayi yang akan dilahirkan, karena kadar kalsium
dan fosfat dalam darah menurun serta menyebabkan penyakit tulang karena tidak
terdapatnya kalsium dan fosfat yang cukup untuk mempertahankan kesehatan
tulang. Terdapat pada ikan berlemak banyak seperti sardine, minyak ikan, telur
dan mentega.
11. Vitamin
E
Vitamin
E berfungsi sebagai pertumbuhan sel dan jaringan sel darah merah. Dianjurkan
mengonsumsi melebuhi 2 mg/ hari. Terdapat dalam sayuran dan minyak.
Biji-bijian, minyak kacang dan minyak kulit gandum mempunyai konsentrasi
vitamin E yang tertinggi.
12. Vitamin
K
Bila
kekurangan vitamin K dapat berakibat gangguan perdarahan pada bayi baru lahir
karena plasenta tidak mengantarkan lemak dan vitamin K dengan baik. Bisa juga
terjasi pada fungsi hati karena bayi baru lahir masih belum mtang untuk
menghasilkan faktor-faktor pembekuan darah yang cukup. Maka yang mengandung
vitamin K adalah hati, sayur-sayuran yang berwarna hijau.
13. Zat
besi
Zat
besi dibutuhkan oleh ibu hamil untuk memenuhi kebutuhan sel darah merah yang
mengikat dan untuk memenuhi kebutuhan plasenta dan janin. Zat besi yang
dibutuhkan oleh ibu hamil agar terhindar dari anemia (kurang darah). Suplemen
zat besi setiap hari selama trimester kedua dan ketiga sangat dianjurkan. Zat
besi yang cukup sangat dibutuhkan. Karena volume darah ibu selama hamil akan
meningkat sampai 30 persen. Jadi, jika kekurangan zat besi, maka ibu hamil
dapat menderita anemia. Bukan hanya itu proses persalinan juga akan terganggu
zat besi terdapat pada daging merah, hati, sayuran hijauseperti bayam, daun
singkong dan daun pepaya. Kebutuhan zat besi ibu hamil lebih meningkat pada
kehamilan trimester II dan III. Pada masa terdebut kebutuhan zat besi tidak dapat
diandalkan dari menu harian saja. Walaupun menu harian cukup mengandung zat
besi, ibu hamil tetap perlu tambahan tablet besi atau vitamin yang banyak
mengandung zat besi. Zat besi bukan saja penting untuk memelihara kehamilan.
Ibu hamil yang kekurangan zat besi dapat terganggu proses persalinan.
Kekurangan zat besi berat pada ibu hamil, meningkatkan resiko kematian ibu
hamil. Itu berarti mengancam keselamatan anak yang dikandungnya juga.
14. Kalsium
(Ca)
Kalsium
diperlukan untuk pertumbuhan tulang dan gigi janin, serta melindungi ibu hamil
dari osterpodi, jumlah Ca janin sekitar 30 gram, terutama diperlukan pada 20
minggu terakhir kehamilan. Rata-rata setiap hari penggunaan Ca pada ibu hamil
0,08 gram dan sebagian besar untuk perkembangan tulang janin. Bila ibu hamil
kurang mengonsumsi makanan yang mengandung kalsium, janin akan mengambil
persediaan kalsium yang ada pada tulang ibu akhirnya ibu akan menderita
kerapuhan. Kalsium terdapat pada susu, keju, ikan, kacang-kacangan, tahu,
tempe, dan sayuranyang berwarna hijau. Konsumsi Ca dianjurkan untuk ibu hamil
sebanyak 900-120 mg/hari.
15.
Fosfor
Fosfor berfungsi pada pembentukan
rangka dan gigi janin serta kelainan metabolisme kalsium. Jika jumlah didalam
tubuh tidak seimbang sering mengakibatkan kram pada tungkai.
16.
Seng (Zn)
Seng berhubungan dengan
pembentukan saraf tulang belakang. Hasil studi menunjukkan rendahnya kadar Zn
pada ibu ditemukan pada persalinan abnormal BBLR <2500 20="" banyak="" daging.="" dan="" dibutuhkan="" gram.="" hamil="" hari.="" ibu="" kadar="" karang="" mg="" o:p="" pada="" sebnayak="" terdapat="" yaitu="" yang="" zn="">2500>
17.
Flour
Flour fungsinya untuk
pertumbuhan tulang dan gigi, didalam air minum ada mengandung flour.
18. Yodium
Yodium
yang cukup diperoleh dari air minum dan sumber bahan makanan laut. Ibu hamil
yang kekurangan akan melahirkan anak yang cebol. Jika kekurangannya baru
terjadi kemudian. Bisa menghambat pertumbuhan anak. Yodium yang dibutuhkan
sebanyak 25 mg/hari.
19.
Natrium
Kebutuhan natrium meningkat
sejalan dengan meningkatnya kerja ginjal, maka natrium pada ibu hamil bertambah
sekitar 3,3 gram per minggu sehingga ibu hamil cenderung menderita oedema.
20.
Serat
Kekurangan serat akan
menyebabkan ibu hamil mengalami sembelit atau susah buang air besar. Makanan
yang mengandung serat pada sayur-sayuran, buah-buahan dan beras merah.
a.
Contoh menu makanan
seimbang pada ibu hamil
Menurut Waryana (2010), contoh menu
makanan seimbang pada ibu hamil meliputi :
Tabel 2.1 contoh menu makanan seimbang pada
ibu hamil
Bahan makanan
|
Wanita dewasa tidak hamil
|
Ibu hamil Tri wulan I
|
Ibu hamil Triwulan II
|
Ibu hamil Triwulan III
|
Nasi
|
3 ½ piring
|
3 ½ piring
|
3 ½ piring
|
3 ½ piring
|
Ikan
|
1 ½ potong
|
1 ½ potong
|
1 ½ potong
|
1 ½ potong
|
Tempe
|
3 potong
|
3 potong
|
3 potong
|
3 potong
|
Sayuran
|
1 ½ mangkok
|
1 ½ mangkok
|
1 ½ mangkok
|
1 ½ mangkok
|
Buah
|
2 potong
|
2 potong
|
2 potong
|
2 potong
|
Gula
|
5 sendok
|
5 sendok
|
5 sendok
|
5 sendok
|
Susu
|
-
|
1 gelas
|
1 gelas
|
1 gelas
|
Air
|
4 gelas
|
4 gelas
|
4 gelas
|
4 gelas
|
Sumber : Depkes 2009
4. Food Recall 24 jam
a.
Pengertian
Food recall adalah segala sesuatu yang
dilakukan dengan mencatat jenis dan jumlah makanan yang dikonsumsi oleh ibu
hamil pada periode 24 jam yang lalu. Dengan cara mencatat makanan dan minuman
serta suplemen makanan lainnya yang di konsumsi dari pagi sampai menjelang pagi
kembali (24 jam). Dengan porsi/ukuran rumah tangga yang dikonsumsi. Bila
memungkinkan maka nama makanan dan minuman kemasan termasuk suplemen dicatat
merek dan URT nya.
Survei diet atau penilaian tingkat
konsumsi makanan adalah salah satu metode yang digunakan dalam penentuan status
gizi perorangan atau kelompok secara tidak langsung. Survei konsumsi makanan
dilakukan dengan melihat jumlah dan jenis zat gizi yang dikonsumsi, dimana
survei ini dapat mengidentifikasikan kelebihan dan kekurangan zat
gizi. Prinsip dari metode recall 24 jam, dilakukan dengan mencatat jenis
dan jumlah bahan makanan yang dikonsumsi pada periode 24 jam yang lalu. Secara
umum, survei konsumsi makanan dimaksudkan untuk mengetahui kebiasaan makan dan
gambaran tingkat kecukupan bahan makanan dan zat gizi serta faktor-faktor yang
berpengaruh terhadap konsumsi makanan tersebut.
b. Langkah –
langkah pelaksanaan Metode food Recall 24 jam
Petugas atau pewawancara menanyakan
kembali dan mencatat semua makanan dan minuman yang dikonsumsi responden dalam
ukuran rumah tangga (URT) selama kurun waktu 24 jam yang lalu. Dalam membantu
responden mengingat makanan apa saja yang dimakan, perlu diberi penjelasan
waktu kegiatannya seperti waktu baru bangun, setelah sembahyang, pulang dari
sekolah/bekerja, sesudah tidur siang dan sebagainya. Selain dari makanan utama,
makanan kecil atau jajan juga dicatat. Termasuk makanan yang dimakan di luar
rumah seperti di restoran, di kantor, di rumah teman atau saudara.
1. Menganalisis
bahan makanan ke dalam zat gizi dengan menggunakan daftar komposisi bahan
makanan (DKBM)
2. Membandingkan
dengan Daftar Kecukupan Gizi yang Dianjurkan (DKGA) atau Angka Kecukupan Gizi
(AKG) untuk Indonesia.
Agar
wawancara berlangsung secara sistematis, perlu disiapkan kuesioner sebelum
sehingga wawancara terarah menurut urut-urutan waktu dan pengelompokkan bahan
makanan. Urutan waktu makan sehari dapat disusun berupa makan pagi, siang,
malam dan snack serta makanan jajanan. Sumber protein nabati, sumber protein
hewani, sayuran, buah-buahan dan lain-lain. Contoh kuesioner recall 24 jam
dapat dapat dilihat pada lampiran.
c. Kelebihan
dan kekurangan dari metode food recall 24 jam
1. Mudah
melaksanakannya serta tidak terlalu membebani responden
2. Biaya
relatif murah karena tidak memerlukan peralatan khusus dan tempat yang luas
untuk wawancara.
3. Cepat
sehingga dapat mencakup banyak responden
4. Dapat
digunakan untuk responden yang buta huruf
5. Dapat
memberikan gambaran nyata yang benar-benar dikonsumsi individu sehingga dapat
dihitung intake zat gizi sehari-hari
d. Kekurangan
1. Tidak
dapat menggambarkan asupan sehari-hari, bila hanya dilakukan recall satu hari.
2. Ketepatannya
sangat tergantung pada daya ingat responden, oleh karena itu, responden harus
mempunyai daya ingat yang baik, sehingga metode ini tidak cocok dilakukan pada
anak usia dibawah 7 tahun. Orang tua berusia diatas 70 tahun dan orang yang
hilang ingatan atau orang yang pelupa.
3. Bagi
yang kurus untuk melaporkan konsumsinya lebih banyak dan bagi responden yang
gemuk cenderung melaporkan lebih sedikit.
4. Responden
harus diberi motivasi dan penjelasan
tentang tujuan penelitian
0 Response to "GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU HAMIL TENTANG KEBUTUHAN NUTRISI SELAMA KEHAMILAN"
Posting Komentar