KOLEKTOR SURYA

I.     PENDAHULUAN


A.      Latar Belakang
            Dewasa ini penggunaan bahan bakar minyak sudah cukup tinggi, dan kita sama  sama mengetahui bahwa bahan bakar minyak terutama minyak bumi tidak dapat diolah lagi, semakin lama akan semakin menipis, dan perkembangan teknologi dengan penggunaan bahan bakar minyak semakin tinggi. Meskipun demikian permasalahan terus ditemukan tiap kali ada pengembangan yang diterapkan pada energi surya, sebagai contoh tenaga surya menjadi tidak berfungsi jika cuaca buruk, maka untuk mengantisipasi hal tersebut maka dirancang lah alat yang dapat menyerap panas dan menyimpannya untuk waktu yang lama, seperti Absorber atau sebutannya dalam kolektor surya ialah keping penyerap.

Kolektor surya merupakan salah satu alat penyerap panas matahari yang berfungsi untuk mengubah energi panas menjadi energi listrik. Kolektor surya dapat digunakan untuk memanaskan air, sama seperti sel surya sumber utama kolektor surya adalah sinar matahari. Kolektor surya  dapat diartikan sebagai pengumpul panas matahari alat ini dilengkapi oleh suatu alat penyerap panas yang bisa menyimpan panas dalam waktu yang lama. Kolektor surya tediri dari kotak kolektor yang permukaannya dilapisi kaca sedangkan dasarnya di cat hitam. Didalam kotak kolektor surya tersebut dipasang pipa pipa yang dialiri air, oleh sebab itu air yang ada didalam pipa dapat panas kemudian bisa digunakan untuk berbagai keperluan.
           
B.       Tujuan Praktikum
            Agar mahasiswa yang telah mengikuti praktikum ini dapat mengetahui prinsip kerja, dan mengetahui bagaimana kerja tiap tiap  komponen – komponen dari kolektor surya.



II. TINJAUAN PUSTAKA


            Energi surya adalah sangat atraktif karena tidak bersifat polutif, tak dapat habis, dapat dipercaya, dan gratis. Dua kejelekan utama dari energi surya ialah, bahwa ia sangat halus (dilute) dan tidak konstan. Arus energi surya yang rendah mengakibatkan tepaksa dipakainya sistem dan kolektor yang luas permukaannya besar untuk dapat mengumpulkan dan mengonsentrasikan energi tersebut. Disamping sistem koleksi ini berharga mahal, masallah besar lainnya yang mungkin timbul ialah kenyataan bahwa sistem-sistem dibumi tidak dapat diharapkan untuk menerima persaediaan terus menerus dari energi surya ini. Ini berarti diperlukan pula semacam sistem penyimpanan energi  atau sistem onversi lain diperlukan untuk menyimpan energi pada malam hari serta pada waktu cuaca mendung yang panjang. Sistem penyimpanan ini atau sistem konversi alternative jelas menambah mahalnya unit surya ini secara keseluruhan ( Susantono, 2000 ).
            Kolektor surya merupakan suatu bagian dari peralatan yang dibutuhkan untuk mengubah energi radiasi matahari ke bentuk energi panas untuk berbagai keperluan, misalnya sebagai pemanas air. Salah satu bentuk dari kolektor surya adalah bentuk prisma yang memiliki kemampuan untuk menerima intensitas radiasi matahari dari segala posisi matahari, sehingga diharapkan pemanfaatan energi tersebut sebagai pemanas air dapat lebih efektif (Kadir,1995).
Sebagai bintang yang paling dekat dari planet biru Bumi, yaitu hanya berjarak sekitar 150 juta km, sangatlah alami jika hanya pancaran energi matahari yang mempengaruhi dinamika atmosfer dan kehidupan di Bumi. Energi yang datang ke Bumi sebagian besar merupakan pancaran radiasi matahari. Energi ini kemudian ditransformasikan menjadi bermacammacam bentuk energi, misalkan pemanasan permukaan Bumi, gerak dan pemanasan atmosfer, gelombang lautan, fotosintesa tanaman dan reaksi fotokimia lainnya ( Arismunandar, 1985 ).



III. METODOLOGI PRAKTIKUM

A.  Waktu dan Tempat
     Hari/ Tanggal       : Rabu, 13 Juni 2012.
     Jam                      : 09.00 WIB
  Tempat                 : Laboratorium Teknik Pasca Panen Jurusan Teknik Pertanian Fakultas Pertanian.

B.  Alat dan Bahan
Alat :                                                         
1.      Kolektor Surya                                         
2.      Hybrid Recorder                                      
3.      Stopwatch                                                

C.    Cara Kerja
1.      Disiapkan kolektor surya dan hybrid recorder.
2.      Diletakkan kolektor surya pada tempat yang cukup mendapat sinar matahari.
3.      Dihidupkan (turn on) hybrid recorder, pastikan alat tersebut telah tersambung arus listrik.
4.      Diletakkan sensor (termokopel) Channel 1 pada lingkungan.
5.      Diletakkan sensor (termokopel) Channel 5 pada absorber kolektor surya.
6.      Dicatat suhu keduanya (lingkungan dan absorber) setiap 15 menit hingga jangka waktu 1 jam.


IV. ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN
A.   Data Hasil Pengamatan

Waktu ( menit)
Temperatur (0C)
Channel 1
Channel 5
0
37,9
33,7
15
36,3
34,5
30
35,2
35,3
45
35,3
34,5

Gambar 1. Grafik Pengamatan Suhu Lingkungan dan Absorber

B.  Pembahasan
Hasil percobaan dan perhitungan pada percobaan kolektor surya dilakukan empat kali percobaan. Pada percobaan pertama menghasilkan suhu lingkungan 37,9 0C, suhu absorber 33,7 0C, pada percobaan kedua waktu 15 menit menghasilkan suhu lingkungan 36,3 0C, suhu absorber 34,3 0C, dan pada percobaan ketiga waktu 30 menit menghasilkan suhu lingkungan 35,2 0C, suhu absorber 35,3 0C, sedangkan pada percobaan keempat waktu 45 menit menghasilkan suhu lingkungan 35,3 0C, suhu absorber 34,5 0C.
Pada grafik diatas naik turun nya suhu itu di sebabkan keadaan cuaca yang berubah – ubah dan suhu di sekitar yang di terhalangi oleh peserta praktikum di sekitar yang melakukan praktikum tersebut.
            Penjemuran dengan sinar matahari berlangsung secara alamiah sehingga dapat dihasilkan produk yang baik. Seperti kita ketahui bahwa intensitas matahari berubah perlahan-lahan dari minimum - maksimum- (pagi-siang-sore) dan selanjutnya malam hari tidak dapat dilakukan pengeringan. Pada komoditi tertentu diperlukan pengeringan yang kontinu sehingga pengeringan dengan cara penjemuran (terputus pada malam hari) akan diperoleh hasil yang kurang baik.


V. PENUTUP

A.      Kesimpulan
Dari hasil praktikum ini dapat disimpulkan sebagai berikut:

     1.    Perbedaan hasil asap cair yang didapat disebabkan karena terjadinya             perbedaan suhu.
2.      Mamfaat kolektor surya antara lain: pengeringan berbagai komoditi pertanian misalnya kakao, kopi, cengkeh, ikan, padi, jagung dan sebagainya dapat dilakukan dengan cara penjemuran.
3.      Efektifitas cara ini sangat tergantung pada intensitas sinar matahari. Bila cuaca sedang cerah, pengeringan dapat berlangsung dengan baik, sebaliknya jika cuaca sedang mendung atau hujan, penjemuran tidak dapat dilakukan.
4.      Kolektor surya merupakan suatu bagian dari peralatan yang dibutuhkan untuk mengubah energi radiasi matahari ke bentuk energi panas untuk berbagai keperluan, misalnya sebagai pemanas air.


B.       Saran
Saya harap bisa dibantu dalam praktikum kali ini, mohon maaf jika terdapat banyak kesalahan dalam pembuatan laporan ini dikarenakan saya banyak tugas-tugas yang menumpuk dan lagi mengurus PL. Semoga untuk tahun depan tambah lebih baik.



DAFTAR PUSTAKA

Arismunandar, W. 1995.Teknologi Rekayasa Surya. Bandung. Pradnya Paramita.

Kadir, Abdul. 1995.Pemamfaatan Kolektor Surya, UID, Jakarta.

Susantono, 2000. Pemamfaatan Kolektor Surya, UID, Jakarta.



0 Response to "KOLEKTOR SURYA"