PENDAHULUAN
Latar Belakang
Kopi adalah sejenis
minuman yang berasal dari proses pengolahan dan ekstraksi biji tanaman kopi.
Kata kopi sendiri berasal dari bahasa Arab Qahwah yang berarti kekuatan, karena
pada awalnya kopi digunakan sebagai makanan berenergi tinggi. Kata qahwah
kembali mengalami perubahan menjadi Kahveh yang berasal dari bahasa Turki dan
kemudian berubah lagi menjadi Koffie dalam bahasa Belanda. Penggunaan kata
koffie segera diserap ke dalam bahasa Indonesia menjadi kata Kopi yang dikenal
saat ini.
Sejarah mencatat bahwa penemuan kopi sebagai minuman berkhasiat dan berenergi pertama kali ditemukan oleh Bangsa Etiopia di benua Afrika sekita tahun 800 SM. Kopi kemudian terus berkembang hingga saat ini menjadi salah satu minuman paling populer di dunia yang dikonsumsi oleh berbagai kalangan masyarakat. Indonesia sendiri telah mampu memproduksi lebih dari 400 ribu ton kopi per tahunnya. Di samping rasa dan aromanya yang menarik, kopi juga dapat menurunkan risiko terkena penyakit kanker, diabetes, batu empedu, dan berbagai penyakit jantung (kardiovaskuler).
Sejarah mencatat bahwa penemuan kopi sebagai minuman berkhasiat dan berenergi pertama kali ditemukan oleh Bangsa Etiopia di benua Afrika sekita tahun 800 SM. Kopi kemudian terus berkembang hingga saat ini menjadi salah satu minuman paling populer di dunia yang dikonsumsi oleh berbagai kalangan masyarakat. Indonesia sendiri telah mampu memproduksi lebih dari 400 ribu ton kopi per tahunnya. Di samping rasa dan aromanya yang menarik, kopi juga dapat menurunkan risiko terkena penyakit kanker, diabetes, batu empedu, dan berbagai penyakit jantung (kardiovaskuler).
Kopi pada umumnya dibagi atas dua, yaitu kopi arabika dan
kopi robusta. Kopi
arabika merupakan tipe kopi tradisional dengan cita rasa terbaik. Sebagian besar kopi
yang ada dibuat dengan menggunakan biji kopi jenis ini. Kopi ini berasal dari Etiopia dan sekarang telah dibudidayakan di berbagai belahan
dunia, mulai dari Amerika Latin, Afrika Tengah, Afrika Timur, India, dan Indonesia. Kopi robusta pertama
kali ditemukan di Kongo pada tahun 1898. Kopi robusta dapat
dikatakan sebagai kopi kelas 2, karena rasanya yang lebih pahit, sedikit asam,
dan mengandung kafein dalam kadar yang jauh lebih banyak. Kopi robusta dapat
ditumbuhkan dengan ketinggian 800 m di atas permuakaan laut. Selain itu, kopi
jenis ini lebih resisten terhadap serangan hama dan penyakit. Hal ini menjadikan kopi robusta lebih murah. Kopi
robusta banyak ditumbuhkan di Afrika Barat, Afrika Tengah, Asia Tenggara.
Tujuan
Tujuan dari makalah ini adalah untuk mengetahui cara pembuatan
kopi secara umum, serta teknologi yang mengolahnya.
TINJAUAN
PUSTAKA
Kopi adalah
sejenis minuman,
biasanya dihidangkan panas, dan dipersiapkan dari biji daritanaman
kopi yang
dipanggang. Saat ini kopi merupakan komoditas nomor dua yang paling banyak
diperdagangkan setelah minyak bumi. Total 6,7 juta ton kopi diproduksi dalam
kurun waktu 1998-2000 saja. Kopi akan menjalani
serangkaian proses pengolahan yang panjang dari biji kopi untuk menjadi minuman
kopi. Berbagai metode
pengolahan biji kopi telah dicoba untuk menghasilkan minuman kopi terbaik. Dalam hal ini, proses
penanaman juga turut berperan dalam menciptakan cita rasa kopi yang baik (Trivalez, 2008).
Varietas kopi merujuk kepada
subspesies kopi. Biji kopi dari dua tempat yang berbeda biasanya juga memiliki
karakter yang berbeda, baik dari aroma (dari aroma jeruk sampai aroma tanah),
kandungan kafein, rasa dan tingkat
keasaman. Ciri-ciri ini tergantung pada tempat tumbuhan kopi itu tumbuh, proses
produksi dan perbedaan genetika subspesies kopi. Kopi dari spesies kopi
arabica memiliki rasa yang kaya
daripada kopi
robusta. Kopi
arabica
memiliki banyak varietas. Tiap varietas memiliki ciri yang unik
(Wikipedia, 2011).
Kopi luwak yaitu buah
kopi matang pohon yang dimakan oleh luwak (sejenis musang), kemudian dikeluarkan
sebagai kotoran luwak tetapi biji-biji kopi tersebut tidak tercerna sehingga
bentuknya masih dalam bentuk biji kopi. Jadi di dalam perut musang biji
kopi mengalami proses fermentasi dan dikeluarkan lagi dalam bentuk biji bersama
dengan kotoran Luwak. Selanjutnya biji kopi luwak dibersihkan dan diproses
seperti kopi biasa.
4 tahun belakangan ini harga kopi luwak di pasar
internasional semakin meningkat. Sejak dahulu, sewaktu penjajahan Belanda kopi
luwak sudah menempati posisi pasar paling atas, baik dilihat dari sisi rasa
maupun harga. Hanya saja, karena dulu kualitas produk belum terjaga secara
kontiniu, harganya meskipun berada di posisi tertinggi tidak bisa diproduksi
lebih tinggi lagi. Penyebab utamanya, kopi
luwak 100% masih tergantung pada alam (Rasyid,
2011).
PEMBAHASAN
Kopi adalah
sejenis minuman yang
berasal dari proses pengolahan dan ekstraksi biji tanaman kopi.
Secara umum, terdapat dua jenis biji kopi, yaitu arabika (kualitas
terbaik) dan robusta.
Kopi arabika dikatakan kopi kualitas terbaik karena rasanya yang khas, tidak
mengandung banyak kafein serta penanamannya yang susah, yaitu diatas 1000-2000
meter di atas permukaan laut. Kopi arabika di panen setahun sekali, karena
perlu waktu 9 bulan untuk buah dan bunganya tumbuh.
Untuk mengubah buah kopi yang baru di panen menjadi biji
kopi, lalu menjadi bubuk dan dapat kita minum, tentu memerlukan proses dan
teknologi. Prosesnya adalah sebagai berikut:
a. Panen
Pemanenan buah kopi dilakukan secara manual dengan cara
memetik buah yang telah masak. Ukuran
kematangan buah ditandai oleh perubahan warna kulit buah. Kematangan buah kopi juga dapat
dilihat dari kekerasan dan komponen senyawa gula di dalam daging buah. Buah
kopi yang masak mempunyai daging buah lunak dan berlendir serta mengandung
senyawa gula yang relatif tinggi sehingga rasanya manis.
Tanaman kopi
tidak berbunga serentak dalam setahun, karena itu ada beberapa cara pemetikan :
1)
Pemetikan
selektif dilakukan terhadap buah masak.
2)
Pemetikan
setengah selektif dilakukan terhadap
dompolan buah masak.
3)
Secara
lelesan dilakukan terhadap buah kopi yang gugur karena terlambat pemetikan.
4)
Secara
racutan/rampasan merupakan pemetikan terhadap semua buah kopi yang masih hijau,
biasanya pada pemanenan akhir.
b.
Sortasi
Sortasi buah dilakukan untuk memisahkan buah yang
superior (masak, bernas, seragam) dari buah inferior (cacat, hitam, pecah,
berlubang dan terserang hama/penyakit). Kotoran seperti daun, ranting, tanah
dan kerikil harus dibuang, karena dapat merusak mesin pengupas.
c. Pengolahan
cara kering
Panen
|
Sortasi Buah
|
Pengeringan
|
Pengupasan
kopi
|
Sortasi
biji kering
|
Pengemasan
dan Penyimpanan biji
|
Gambar 1. Alur proses
pengolahan kopi secara kering (Dry Process)
d. Pengeringan
Kopi yang sudah di petik dan disortasi harus
sesegera mungkin dikeringkan agar tidak mengalami proses kimia yang bisa
menurunkan mutu. Kopi dikatakan kering apabila waktu diaduk terdengar bunyi
gemerisik. Apabila
udara tidak cerah pengeringan dapat menggunakan alat pengering mekanis. Pengeringan memerlukan waktu 2-3 minggu dengan cara dijemur.
e. Pengupas
Kopi (Hulling)
Hulling
pada pengolahan kering bertujuan untuk memisahkan biji kopi dari kulit buah,
kulit tanduk dan kulit arinya. Hulling
dilakukan dengan menggunakan mesin
pengupas (huller). Tidak dianjurkan
untuk mengupas kulit dengan cara menumbuk karena mengakibatkan banyak biji yang
pecah. Beberapa tipe huller sederhana yang sering digunakan adalah huller
putar tangan (manual), huller dengan pengerak motor, dan hummermill.
Gambar 2. Mesin Pengupas (huller) Biji
Kopi Kering
f. Sortasi
biji kopi kering
Fungsi
meningkatkan produktivitas kerja sortasi manual, biji kopi terkumpul dalam
beberapa ukuran yang seragam berdasarkan tingkatan mutunya.
Gambar 3. Mesin sortasi
biji kopi kering
g. Pengemasan
dan Penyimpanan Biji Kopi
Menyimpan biji kopi kering hasil sortasi dalam waktu yang
relatif lama sebelum dijual ke konsumen. Tujuan pemakaian gudang dengan atmosfir
terkendali adalah untuk mencegah kerusakan mutu biji kopi secara mikrobiologis
dan serangan hama gudang seperti serangga atau tikus.
Pengemasan biji kopi harus menggunakan karung yang bersih
dan baik, serta diberi label sesuai dengan ketentuan.
Gambar 4. Gudang penyimpan biji kopi
h. Pengolahan
Cara Basah (Fully Washed)
Tahapan pengolahan kopi cara basah dapat dilihat
pada skema berikut :
Panen
Pilih
|
Sortasi
Buah
|
Pengupasan kulit buah merah
|
Fermentasi
|
Pencucian
|
Pengeringan
|
Pengemasan
dan penyimpanan
|
Sortasi
Biji Kering
|
Pengupasan
kulit kopi HS
|
Gambar
5. Alur proses pengolahan kopi secara basah (Fully
washed)
1.
Pengupasan Kulit Buah
Pengupasan kulit buah dilakukan dengan menggunakan alat
dan mesin pengupas kulit buah (pulper).
Pulper dapat dipilih dari bahan dasar yang terbuat dari kayu atau metal.
Air dialirkan kedalam silinder bersamaan dengan buah yang akan dikupas. Sebaiknya
buah kopi dipisahkan atas dasar ukuran sebelum dikupas.
Gambar
6. Mesin Pengupas
Biji Kopi (Pulper)
2.
Fermentasi
Fermentasi ini dapat dilakukan secara basah dengan
merendam biji kopi dalam genangan air, atau fermentasi cara kering dengan cara
menyimpan biji kopi HS (
biji kopi berkulit tanduk hasil pengolahan buah kopi dengan proses pengolahan
secara basah) di dalam wadah plastik yang bersih dengan lubang penutup dibagian bawah atau dengan menumpuk biji kopi HS di dalam bak
semen dan ditutup dengan karung goni. Lama fermentasi bervariasi
tergantung pada jenis kopi, suhu, dan kelembaban lingkungan serta ketebalan
tumpukan kopi di dalam bak. Akhir
fermentasi ditandai dengan meluruhnya lapisan lendir yang menyelimuti kulit
tanduk. Waktu fermentasi berkisar antara 12 sampai 36 jam.
3.
Pencucian
Pencucian bertujuan menghilangkan sisa lendir hasil fermentasi yang menempel di kulit tanduk. Untuk kapasitas kecil, pencucian dikerjakan secara manual di dalam
bak atau ember, sedangkan kapasitas besar perlu dibantu mesin.
Gambar 7. Mesin
pencuci kopi HS
4. Pengeringan
Pengeringan bertujuan mengurangi kandungan air biji kopi HS dari 60 – 65 % menjadi maksimum 12,5 %. Pada kadar air ini, biji kopi HS relatif aman. Pengeringan dilakukan dengan
cara penjemuran, mekanis, dan kombinasi keduanya. Penjemuran merupakan cara yang
paling mudah dan murah untuk pengeringan biji kopi. Penjemuran dapat dilakukan di atas para-para
atau lantai jemur. Pengeringan juga dapat digunakan dengan mesin, apabila cuaca sedang
tidak panas dan mempercepat proses pengeringan.
Gambar 8. Mesin Pengering
5.
Pengupasan Kulit Kopi HS
Pengupasan dimaksudkan untuk memisahkan biji kopi dari kulit tanduk yang
menghasilkan biji kopi beras. Pengupasan dapat dilakukan dengan menggunakan mesin
pengupas (huller). Sebelum dimasukkan ke mesin pengupas (huller), biji kopi hasil
pengeringan didinginkan terlebih dahulu (tempering) selama minimum 24 jam.
6.
Sortasi Kopi Beras
Sortasi dilakukan untuk memisahkan biji kopi dari kotoran-kotoran non kopi
seperti serpihan daun, kayu atau kulit kopi. Biji kopi beras juga harus
disortasi secara fisik atas dasar ukuran dan cacat biji. Sortasi ukuran dapat dilakukan
dengan ayakan mekanis maupun dengan manual. Pisahkan biji-biji kopi cacat agar diperoleh massa
biji dengan nilai cacat sesuai dengan ketentuan.
7. Pengemasan dan Penggudangan
a. Kemas biji kopi dengan
menggunakan karung yang bersih dan baik, serta diberi label sesuai dengan
ketentuan SNI 01-2907-1999. Simpan tumpukan kopi dalam
gudang yang bersih, bebas dari bau asing dan kontaminasi lainnya
b. Karung diberi label yang
menunjukkan jenis mutu dan identitas produsen. Cat untuk label menggunakan
pelarut non minyak.
c. Gunakan karung yang bersih dan
jauhkan dari bau-bau asing
d. Monitor kondisi biji selama
disimpan terhadap kondisi kadar airnya, keamanan terhadap organisme gangguan
(tikus, serangga, jamur, dll) dan faktor-faktor lain yang dapat merusak kopi
e. Beberapa faktor yang harus
diperhatikan dalam penggudangan adalah: kadar air, kelembaban relatif dan
kebersihan gudang.
f. Kelembaban ruangan gudang
sebaiknya 70 %.
8.
Sangrai
Untuk
membantu pembentukan calon aroma dan citarasa khas kopi bubuk. Memudahkan
proses penghalusan. Disini biji kopi dihaluskan menjadi
bubuk, lalu di kemas untuk diproduksi kepada masyarakat.
KESIMPULAN
1.
Kopi
dibagi atas 2 bagian yaitu kopi arobika dan kopi robusta. Ada juga kopi luwak
yaitu kopi robusta dimana buah kopi diproses (terjadi fermentasi) di dalam
perut binatang Luwak, lalu kotoran dari binatang tersebut mengeluarkan biji
kopi yang kemudian di proses menjadi bubuk kopi.
2.
Dari
buah kopi menjadi bubuk kopi yang dapat kita minum memerlukan proses dan alat
serta mesin untuk membuatnya. Secara umum prosesnya yaitu: panen, sortasi buah,
pengeringan, pengupasan kopi, sortasi biji kopi, sangrai lalu di kemas.
3.
Proses
pembuatan kopi ada tiga cara yaitu: pengolahan kopi cara kering, pengolahan
kopi cara basah, dan pengolahan kopi cara semi-basah. Sengaja tidak kami
cantumkan proses pengolahan kopi cara semi basah karena prosesnya hampir sama
dengan pengolahan kopi basah.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2008. Pengertian kopi. http://trivalez.wordpress.com/2008/07/31/pengertian-kopi/. [11
Desember 2011].
Anonim. 2011. Pengertian
kopi luwak. http://kopiluwaksumatera.com/pengertian-kopi-luwak/.
[11 Desember 2011].
Anonim. 2011. Kopi. http://id.wikipedia.org/wiki/Kopi.
[11 Desember
2011].
0 Response to "PENGOLAHAN KOPI"
Posting Komentar