BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sampai saat ini bumi merupakan
satu-satunya planet yang dapat mendukung kelangsungan hidup seluruh makhluk,
diantara planet-planet anggota tata-surya lainnya. Oleh karenanya pengetahuan
mengenai bumi dianggap sangat vital guna kelangsungan hidup penghuninya
termasuk manusia. Di jagat raya ini masih banyak pengetahuan yang belum kita
kuasai, termasuk pengetahuan mengenai gempa bumi dan cara memprediksinya.
Indonesia adalah pertemuan rangkaian
sirkum mediterania dan rangkaian sirkum pasifik dengan proses
peembentukan gunung yang masih berlangsung .Oleh sebab itu ,di Indonesia banyak
terjadi gempa bumi . Korban jiwa yang di timbulkan dari gempa bumi ini
mengalami peningkatan dari sekian gempa yang terjadi (gempa-gempa besar), hal
ini disebabkan karena kurangnya wawasan dan pengetahuan masyarakat terhadap
gempa dan cara penanggulanganya, oleh karena itu kami menyusun makalah ini
unutk meningkatkan pengetahuan masyarakat terhadap gempa, serta cara
penanggulanganya dan mitigasi yang baik dan benar.
B. Rumusan Masalah
·
Apa itu
gempa bumi ?
·
Apa
saja faktor-faktor terjadinya gempa?
·
Bagaimana
dampak yang ditimbulkan gempa bumi terhadap kehidupan manusia ?
·
Bagaimana
mitigasi untuk gempa bumi?
C. Tujuan
·
Menjelaskan
penyebab – penyebab terjadinya gempa bumi
·
Menganalisis
akibat yang di timbulkan gempa bumi
·
Mendeskripsikan
cara - cara menanggulangi dan mitigasi terhadap gempa bumi.
BAB II
PEMBAHASAN
PEMBAHASAN
A. Pengertian Gempa Bumi
Gempa bumi adalah getran yang dirasakan di
permukaan bumi yang di sebabkan oleh gelombang seismic dari sumber gempa di
dalam lapisan kulit bumi.Pusat atau sumber gempa bumi yang letaknya di dalam
bumi disebut hiposentrum. Daerah permukaan bumi ataupun di dasar laut yang merupakan
tempat pusat getaran bumi merambat disebut episentrum.
Gempa bumi adalah getaran bumi atau
getaran kulit bumi secara tiba-tiba,bersumber pada lapisan kulit bumi
(litosfer) bagian dalam, dirambatkan oleh kulit bumi ke permukaan bumi. Gempa
bumi di sebabkan adanya pelepasan energi yang menyebabkan dislokasi
(pergeseran) pada bagian dalam kulit bumi secara tiba-tiba. Gempa bumi termasuk
bagian dari tenaga endogen yang merusak, menyimpang dari sifat tenaga endogen
pada umumnya, yaitu membangun tetapi merupakan gejala sampingan tenaga endogen
yaitu tektonisme dan vulkanisme.
B. Penyebab Terjadinya Gempa Bumi
Menurut sebab terjadinya gempa di
klasifikan sebagai berikut:
1. Gempa Vulkanisme
1. Gempa Vulkanisme
Gempa vulkanisme terjadi karena meletusnya
gunung berapi. Kalau gunung api akan meletus timbullah tekanan gas dari dalam
sumbat kawah. Tekanan itu menyebabkan terjadinya getaran yang di sebut gempa
bumi. Gempa bumi ini hanya terdapat di daerah sekitar gunung api yang meletus.
Gempa bumi ini lebih bahaya dari gempa bumi runtuhan.
1.
Gempa
Runtuhan (guguran)
Gempa bumi runtuhan terjadi karena guguran
atau runtuhan tanah atau runtuhnya bagian atas litosfer karena sebelah dalam
berongga. Daerah yang terjadi gempa guguran adalah daerah tambang yang
berbentuk terowongan, pegunungan kapur atau lubang di dalam pegunungan kapur.
Kadang-kadang terdapat gua yang terjadi karena pelarutan. Jika atap gua
tersebut runtuh, maka timbullah gempa bumi. Bahaya yang di akibatkan gempa bumi
runtuhan kecil, umumnya gempa runtuhan terjadi pada wilayah local.
2.
Gempa
Tektonik
Gempa bumi tektonik di sebabkan oleh gerak
lempeng tektonik dan merupakan akibat dari gerak orogenetik. Daerah yang sering
kali mengalami gempa ini adalah daerah pegunungan lipatan muda, yaitu daerah
rangkaian mediterania dan rangkaian sirkum pasifik. Bahaya gempa ini besar
sekali sebab lapisan bumi dapat mengalami lipatan patahan, retakan atau
bergeser. Karena gempa ini selalu mengakibatkan pergeseran muka bumi, maka
gempa ini di sebut juga gempa dislokasi. Dislokasi berasal dari kata Dis
artinya terpisah, iocare artinya tempat. Jadi, timbulnya getaran itu karena
retakan kulit bumi atau terpisahnya kulit bumi dari kedudukan semula..
C. Proses Perambatan Gempa Bumi
Proses perambatan gempa bumi melalui tiga
cara macam yaiyu:
1. Getaanran Longitudinal (Merapat-merenggang)
1. Getaanran Longitudinal (Merapat-merenggang)
Yaitu getaran yang berasal dari
hiposentrum dan bergerak melalui dalam bumi. Kecepatan getaran ini besar sekali
yakni 7-14 km/jam.. Getaran ini datang paling awal dan merupakan getaran
pendahuluan yang pertama. Itulah sebabnya di sebut juga getaran primer. Getaran
ini belum menimbulkan kerusakan.
2.
Getaran
Tranversal (naik turun)
Getaran
ini berasal dari hiposentrum dan bergerak melalui bagian dalam bumi. Kecepatan
getaran ini antara 4-7km/jam.Getaran ini datang setelah getaran longitudinal,
dan merupakan getaran pendahuluan kedua. Itulah disebut getaran sekunder (s).
Getaran ini belum menimbulkan kerusakan.
3.
Getaran
Gelombang Panjang
Getaran ini berasal dari episentrum dan
bergerak melalui permukaan bumi. Kecepatan getaran ini antara 3,8 - 3,9 km/jam.
Getaran ini dating paling ahir, tetapi merupakan getaran pokok. Getaran inilah
yang menimbulkan kerusakan.
D. Akibat Yang Ditimbulkan Gempa
1. Dampak fisik
·
Bangunan
roboh
·
Kebakaran
·
Jatuhnya
korban jiwa
·
Tanah
lonsor akibat goncangan
·
permukaan
tanah menjadi merekat dan jalan menjadi putus
·
Banjir
akibat rusaknya tanggul
·
Gempa
dasar laut menyebabkan tsunami
2. Dampak social
·
Kemiskinan
·
Kelaparan
·
Menimbulkan
penyakit
·
Bila
pada skla yang besar(menimbulkan tsunami yang besar) dapat Melumpuhkan politik,
system ekonomi dll
BAB III
MITIGASI BENCANA GEMPA
MITIGASI BENCANA GEMPA
A. Mitigasi Struktural
Antara lain sebagai berikut :
·
Harus
di bangun dengan konstruksi tanah getaran atau gempa khususnya di daerah rawan
gempa.
·
Perkuatan
bangunan dengan mengikuti standar atau kualitas bangunan
·
Pembangunan
fasilitas umum dengan kewalitas tinggi
·
Perkuatan
bangunan vital yang telah ada
·
Zonasi
daerah rawan gempa bumi dan pengaturan pegunungan lahan
·
Rencan
penampatan pemukiman unrtuk mengurangi tingkat kepadatan hunian di daerah rawan
gempa bumi
·
Pendidikan
dan penyuluhan kepada masyarakat tentang bahaya gempa bumi dan cara – cara
penyelamatkan diri jika terjadi gempa bumi
·
Ikut
serta dalam perlatihan program, upaya penyalamatan, kewaspadaan masyarakat
terhadap gempa bumi, perlatihan pemadam kebakaran dan pertolongan pertama.
·
Persiapan
alat pemadam kebakaran, dan peralatan penggalian, dan peralatan perlindungan masyarakat
lainnya.
·
Rencan
kontijusi / sedaruratan untuk melatih anggota pelage dalam menghadapi gempa
bumi
·
Membentuk
kelompok aksi penyelamatan bencana dengan perlatihan pemadaman kebakaran dan
pertolongan pertama
·
Persiapan
alat kebakaran, peralatan penggalian dan alat perlindungan masyarakat lainnya
Adapun secara rinci mitigasi bencana gempa
tersebut antara lain:
1.
Mitigasi
sebelum gempa terjadi
Merencanakan kesiapsiagaan terhadap
bencana tidak hanya mencakup perencanaan fisik bangunan belaka. Setiap orang
dalam rumah sebaiknya tahu apa yang harus dilakukan dan ke mana harus pergi
bila situasi darurat terjadi.
a.
Prinsip
rencana siaga untuk rumah tangga
·
Rencana
darurat rumah tangga dibuat sederhana sehingga mudah diingat oleh seluruh
anggota keluarga. Bencana adalah situasi yang sangat mencekam sehingga mudah
mencetus kebingungan. Rencana darurat yang baik hanya berisi beberapa rincian
saja yang mudah dilaksanakan.
·
Tentukan
jalan melarikan diri, Pastikan Anda dan keluarga tahu jalan yang paling aman
untuk keluar dari rumah saat gempa. Jika Anda berencana meninggalkan daerah
atau desa, rencanakan beberapa jalan dengan memperhitungkan kemungkinan
beberapa jalan yang putus atau tertutup akibat gempa.
·
Tentukan
tempat bertemu, Dalam keadaan anggota keluarga terpencar,misalnya ibu di rumah,
ayah di tempat kerja, sementara anak-anak di sekolah saat gempa terjadi,
tentukan tempat bertemu. Yang pertama semestinya lokasi yang aman dan dekat
rumah. Tempat ini biasanya menjadi tempat anggota keluarga bertemu pada keadaan
darurat. Tempat kedua dapat berupa bangunan atau taman di luar desa, digunakan
dalam keadaan anggota keluarga tidak bisa kembali ke rumah. Setiap orang
mestinya tahu tempat tersebut.
b.
Prinsip
rencana siaga untuk sekolah
Sama dengan prinsip rencana siaga di rumah
tangga. Gedung sekolah perlu diperiksa ketahanannya terhadap gempa bumi.
Sebaiknya sekolah dibangun berdasarkan standar bangunan tahan gempa. Anak-anak
sekolah perlu sering dilatih untuk melakukan tindakan penyelamatan diri bila
terjadi gempa, misalnya sekurang kurangnya 2 kali dalam setahun.
c.
Menyiapkan
rumah tahan gempa
Minta bantuan ahli bangunan. Tanyakan
tentang perbaikan dan penguatan rumah seperti serambi, pintu kaca geser,
garasi, dan pintu garasi. Setidaknya ada bagian rumah yang tahan gempa sebagai
titik atau ruang berlindung
§ Periksa apakah fondasi rumah Anda kokoh
§ Jika mempunyai saluran air panas dan gas,
pastikan tertanam dengan kuat. Gunakan sambungan pipa yang lentur.
§ Letakkan barang yang besar dan berat di
bagian bawah rak dan pastikan rak tertempel mati pada tembok
§ Simpan barang pecah-belah di bagian bawah
rak atau lemari yang berlaci dan dapat dikunci
§ Gantungkan benda berat seperti gambar,
lukisan, dan cermin jauh dari tempat tidur, sofa atau kursi dimana orang duduk
§ Segera perbaiki kabel-kabel yang rusak dan
sambungan gas yang bocor
§ Perbaiki keretakan-keretakan pada atap dan
fondasi rumah, dan pastikan hal itu bukan karena kerusakan struktur
§ Pasang pipa air dan gas yang lentur untuk
menghindari kebocoran air dan gas
§ Simpan racun serangga atau bahan yang
berbahaya dan mudah terbakar di tempat aman, terkunci serta jauh dari jangkauan
anak-anak
§ Hiasan gantung dan lampu diikat kuat agar
tidak jatuh pada saat gempa.
§ Bila memungkinkan sediakan kasur gulung di
dekat tempat-tempat tertentu sebagai alat pengaman kejatuhan barang dari atas
§ Menyediakan helm dekat dengan tempat kerja
atau tempak tidur Anda dan gunakan segera ketika terjadi gempa
B.
Mitigasi Saat Terjadi Gempa Bumi
a.
Bila
Anda berada dalam bangunan, cari tempat perlindungan. Hindari jendela dan
bagian rumah yang terbuat dari kaca. Gunakan bangku, meja atau perlengkapan
rumah tangga yang kuat sebagai perlindungan
b.
Tetap
di sana namun bersiap untuk pindah. Tunggu sampai goncangan berhenti dan aman
untuk bergerak.
c.
Menjauhlah
dari jendela kaca, perapian, kompor atau peralatan rumah tangga yang mungkin
akan jatuh. Tetap di dalam untuk menghindari terkena pecahan kaca atau
bagian-bagian bangunan.
d.
Jika
malam hari dan Anda di tempat tidur. Cari tempat yang aman yang kuat dan tunggu
gempa berhenti. Jika gempa sudah berhenti, periksa anggota keluarga dan carilah
tempat yang aman. Ada baiknya kita mempunyai lampu senter dekat tempat tidur.
Saat gempa malam hari, alat murah ini sangat berguna untuk menerangi jalan
mencari tempat aman, terutama bila listrik padam akibat gempa. Lilin dan lampu
gas sangat berbahaya, dan sebaiknya tidak digunakan.
e.
Jika
Anda berada di tengah keramaian, cari perlindungan. Tetap tenang dan mintalah
yang lain untuk tenang juga. Jika sudah aman, berpindahlah ke tempat yang
terbuka, jauh dari pepohonan besar atau bangunan. Waspada akan kemungkinan
gempa susulan.
f.
Jika
Anda di luar, cari tempat terbuka, jauh dari bangunan, pohon tinggi dan
jaringan listrik. Hindari rekahan akibat gempa yang bisa sangat berbahaya.
g.
Jika
Anda mengemudi, berhentilah jika aman, tapi tetap dalam mobil. Menjauhlah
dari jembatan, jembatan layang atau terowongan. Pindahkan mobil jauh dari
lalu lintas. Jangan berhenti dekat pohon tinggi, lampu lalu lintas atau tiang
listrik.
h.
Jika
Anda di pegunungan, dekat dengan lereng atau jurang yang rapuh waspadalah
dengan batu atau tanah longsor yang runtuh akibat gempa.
i.
Jika
Anda di pantai, segeralah berpindah ke daerah yang tinggi atau berjarak
beberapa ratus meter dari pantai. Gempa bumi dapat menyebabkan tsunami selang
beberapa menit atau jam setelah gempa dan menyebabkan kerusakan yang hebat.
C.
Mitigasi Setelah Gempa Bumi Berlangsung
Saat
Anda dan keluarga terlepas dari ancaman akibat gempa awal
·
Periksa
adanya luka. Setelah menolong diri, bantu menolong mereka yang terluka atau
terjebak. Hubungi petugas yang menangani bencana, kemudian berikan pertolongan
pertama jika memungkinkan. Jangan coba memindahkan mereka yang luka serius
karena justru bisa memperparah luka.
·
Periksa
keamanan. Periksa hal-hal berikut setelah gempa
§ Api atau ancaman kebakaran.
§ Kebocoran gas – tutup saluran gas jika
diduga bocor dari adanya bau dan jangan dibuka sebelum diperbaiki oleh ahlinya.
§ Kerusakan saluran listrik – matikan
meteran listrik.
§ Kerusakan kabel listrik – menjauhlah dari
kabel listrik sekalipun meteran telah dimatikan.
§ Barang-barang yang jatuh di dalam lemari
(saat Anda membukanya).
§ Periksa pesawat telepon – pastikan telepon
pada tempatnya
·
Lindungi
diri Anda dari ancaman tidak langsung dengan memakai celana panjang, baju
lengan panjang, sepatu yang kuat, dan jika mungkin juga sarung tangan. Ini akan
melindungi Anda dari luka akibat barang-barang yang pecah.
·
Bantu
tetangga yang memerlukan bantuan. Orang tua, anak-anak, ibu hamil, ibu menyusui
dan orang cacat mungkin perlu bantuan tambahan. Mereka yang jumlah anggota
keluarganya besar juga memerlukan bantuan tambahan pada keadaan darurat.
·
Pembersihan.
Singkirkan barang-barang yang mungkin berbahaya, termasuk pecahan gelas, kaca,
dan obat-obatan yang tumpah.
·
Waspada
dengan gempa susulan. Sebagian besar gempa susulan lebih lemah dari gempa
utama. Namun, beberapa dapat cukup kuat untuk merobohkan bangunan yang sudah
goyah akibat gempa pertama. Tetaplah berada jauh dari bangunan. Kembali ke
rumah hanya bila pihak berwenang sudah mengumumkan keadaan aman.
§ Gunakan lampu senter. Jangan gunakan korek
api, lilin, kompor gas atau obor.
§ Gunakan telepon rumah hanya dalam keadaan
darurat yang mengancam jiwa.
§ Nyalakan radio untuk informasi, laporan
kerusakan atau keperluan relawan di daerah Anda.
§ Kondisikan jalan bebas rintangan untuk
mobil darurat
·
Mitigasi
Non Struktural
Mitigasi
nonstruktural dapat dilakukan dengan memperkenalkan atau menerapkan asuransi
bencana di daerah yang rawan sehingga masyarakat tidak harus menunggu bantuan
pemerintah atau donatur saat harus melakukan pemulihan pascabencana dan
masyarakat dapat kembali melakukan berbagai aktivitas sosial dan ekonomi lebih
segera.
Melihat
pentingnya upaya mitigasi bencana alam tersebut, tampaknya harus segera
dilakukan oleh semua pihak yang diprakarsai oleh departemen sosial. Mitigasi
gempa tersebut harus dilakukan secara terpadu, terus-menerus, dan dilakukan
semua pihak, sehingga kerugian cacat fisik, jiwa dan harta benda,dapat
diminimalkan. Berbagai kejadian mengenaskan yang terjadi dalam bencana gempa
tersebut adalah merupakan pengalaman berharga. Seringkali penyesalan itu
terulang lagi hanya karena tidak ada inisiatif untuk memulai mitigasi bencana
yang sangat penting ini
BAB III
GEMPA PIDIE JAYA
GEMPA PIDIE JAYA
A.
Lokasi Gempa
Pada tanggal 7 Desember 2016, sebuah gempa bumi berkekuatan 6,5 skala
richter mengguncang Kabupaten Pidie Jaya, Aceh, Indonesia, pada pukul 5.03.36 Waktu
Indonesia Barat. Pusat gempa berada di koordinat 5,25 LU dan 96,24 BT, tepatnya di
darat pada jarak 18 kilometer tenggara Sigli, Pidie dan 2
kilometer utara Meureudu, Pidie Jaya pada kedalaman 15 km. Pusat gempa
yang berada di daratan menyebabkan gempa bumi ini tidak menimbulkan Tsunami.
B.
Gempa Susulan
Hingga hari ketiga, gempa di Pidie Jaya,
Aceh, telah menghasilkan 66 gempa susulan. Gempa susulan terbanyak
dirasakan pada Rabu, 7 Desember 2016, hingga 45 kali, kemudian menyusut 14 kali
pada Kamis, kemudian 7 gempa susulan hingga Jumat sore, 9 Desember 2016.
Gempa susulan terbaru ada yang berkekuatan magnitudo
4,9, kata Daryono, Kepala Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami Badan
Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika, Sabtu, 10 Desember 2016.
C.
Korban Jiwa
Sedikitnya 104 orang meninggal
dunia akibat gempa ini. Data dari BNPB menunjukkan jumlah korban meninggal
terbanyak berasal dari Kabupaten Pidie Jaya dengan 97 korban. Selain itu, terdapat 139
orang luka berat, 718 orang luka ringan, serta 43.529 orang yang mengungsi. Korban yang mengalami luka-luka dirawat di
empat rumah sakit, dua di antaranya berada di Bireuen dan Sigli, Pidie.
Sementara, Tentara Nasional Indonesia mendirikan rumah sakit
sementara di Pidie Jaya untuk mengoptimalkan penanganan korban luka.
D.
Bangunan
yang Rusak
Berdasarkan Tempo.co, ada 12 ribuan
rumah rusak akibat gempa tersebut.
"Ada 105 ruko runtuh, 12.560 unit rumah rusak ringan hingga berat, 49 masjid roboh, dan 1 RSUD Pidie Jaya rusak berat," ujar Teten dalam rapat koordinasi penanganan bencana Pidie Jaya dengan Presiden Joko Widodo di Banda Aceh, Kamis, 8 Desember 2016.
"Ada 105 ruko runtuh, 12.560 unit rumah rusak ringan hingga berat, 49 masjid roboh, dan 1 RSUD Pidie Jaya rusak berat," ujar Teten dalam rapat koordinasi penanganan bencana Pidie Jaya dengan Presiden Joko Widodo di Banda Aceh, Kamis, 8 Desember 2016.
Teten mengatakan, bahwa kerusakan akibat gempa tidak hanya di Kabupaten
Pidie Jaya. Di Kabupaten Bireun, kerusakan akibat gempa juga cukup parah.
Berdasarkan rinciannya, di Bireun, ada 41 rumah rusak ringan hingga berat,
1 masjid rusak berat, satu bangunan sekolah rusak, dan satu kilang padi rusak.
Sementara itu, di Kabupaten Pidie, ada 40 rumah rusak.
E.
Sebab dan Peristiwa Sejenis
Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami
BMKG, Drs. Moch. Riyadi, M.Si dalam rilis resmi mengatakan bahwa gempa
yang berpusat di Pidie Jaya tersebut adalah jenis gempa tektonik.
Gempa tektonik
disebabkan oleh adanya aktivitas tektonik, yaitu pergeseran lempeng-lempeng
tektonik secara mendadak yang mempunyai kekuatan dari yang sangat kecil hingga
yang sangat besar. "Jika ditinjau dari kedalaman hiposenternya, gempabumi
yang terjadi merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat aktivitas sesar
lokal," tulis Riyadi dalam rilisnya.
Berdasarkan
peta tataan tektonik Aceh tampak bahwa di zona gempa bumi memang terdapat
struktur sesar mendatar. Ini sesuai dengan hasil analisis BMKG yang menunjukkan
bahwa gempa bumi Pidie Jaya dibangkitkan oleh aktivitas sesar mendatar
(strike-slip fault). "Dugaan kuat sesar aktif yang menjadi pembangkit
gempa bumi ini adalah Sesar Samalanga-Sipopok Fault yang jalur sesarnya berarah
barat daya-timur laut," tulisnya lagi.
F.
Penanganan dan Bantuan
Setelah peristiwa tersebut Presiden Joko Widodo yang saat terjadinya gempa sedang
berada di Bali dalam sosialisasi pengampunan pajak mengutus Kepala Staf Kepresidenan Teten Masduki untuk memantau penanganan
pascagempa. Ia juga memerintahkan seluruh jajaran untuk membantu
penanggulangan. Dua hari kemudian, Jokowi beserta jajarannya terbang ke Aceh
untuk memantau penanganan korban gempa. Pada 15 Desember 2016, Jokowi kembali
mengunjungi Pidie Jaya untuk melihat perkembangan penanganan korban gempa dalam
perjalanan pulang ke tanah air dari kunjungan resmi di India dan Iran.
Serangkaian pernyataan
belasungkawa dinyatakan beragam tokoh, mulai dari pasangan calon pada pilkada DKI Jakarta 2017, politisi seperti Ketua MPR Zulkifli Hasan dan presiden keenam Susilo Bambang Yudhoyono, seniman seperti Tompi dan Raisa, serta tokoh luar negeri seperti Presiden Singapura Tony Tan Keng Yam beserta Perdana Menteri Lee Hsien Loong. Negara tetangga Malaysia juga siap mengirimkan bantuan ke
Pidie Jaya jika dibutuhkan.
BAB IV
PENUTUP
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Gempa bumi adalah peristiwa pelepasan
energi yang menyebabkan dislokasi pada bagian dalam bumi secara tiba-tiba.
Terjadinya gempa bumi disebabkan oleh beberapa hal diantaranya vulkanik,
tektonik, runtuhan dan nuklir. Akibat yang di timbulkan gempa bumi yakni
menimbulkan kerusakan bangunan, sarana dan prasarana umum seperti jalan raya
dan lain – lain. Upaya penanggulangan yang dapat kita lakukan yakni dengan
membuat bangunan yang sesuai standar / membuat bangunan tahan gempa terutama di
daerah rawan gempa.
Mitigasi
saat terjadinya gempa bumi yang paling utama adalah hindari kepanikan, jika ada
di dalam ruangan berlindung di bawah kolong meja, dan jika diluar ruangan jauhi
tiang listrik dan pohon.
B.
Saran
Sebaiknya
pengetahuan mitigasi tentang bencana gempa bumi ditanamkan sejak kecil denga
tujuan untuk menciptakan generasi yang tanggap bencana serta berguna bagi nusa
dan bangsa
DAFTAR PUSTAKA
Wisesa Hendra. 2011. Buku Pintar Bumi;
Tips penanganan jika terjadi gempa bumi.
Harmoni. Jogjakarta.
Ischak. 1989. Geografi 2a; Gempa Bumi dan Klasifikasi Gempa. PT. Intan Pariwira. Yogyakarta.
Suprobo Bambang. 2008. IPS Geografi; Penyebab Gempa Bumi dan Penanggulangannya. Penerbit Erlangga. Jakarta.
Anonim. http://sheilahalizaplh.blogspot.com/p/mitigasi-bencana-saat-terjadi- gempa- bumi.htmlhttp://mitigasigempa.blogspot.com/2011/11/mitigasi- bencana_23.html
Wikipedia,
2016. https://id.wikipedia.org/wiki/Gempa_bumi_Pidie_Jaya_2016
Komentar