Makalah Gempa Bumi

BAB I
PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang
            Sampai saat ini bumi merupakan satu-satunya planet yang dapat mendukung kelangsungan hidup seluruh makhluk, diantara planet-planet anggota tata-surya lainnya. Oleh karenanya pengetahuan mengenai bumi dianggap sangat vital guna kelangsungan hidup penghuninya termasuk manusia. Di jagat raya ini masih banyak pengetahuan yang belum kita kuasai, termasuk pengetahuan mengenai gempa bumi dan cara memprediksinya.
            Indonesia adalah pertemuan rangkaian sirkum mediterania dan rangkaian sirkum pasifik dengan proses  peembentukan gunung yang masih berlangsung .Oleh sebab itu ,di Indonesia banyak terjadi gempa bumi . Korban jiwa yang di timbulkan dari gempa bumi ini mengalami peningkatan dari sekian gempa yang terjadi (gempa-gempa besar), hal ini disebabkan karena kurangnya wawasan dan pengetahuan masyarakat terhadap gempa dan cara penanggulanganya, oleh karena itu kami menyusun makalah ini unutk meningkatkan pengetahuan masyarakat terhadap gempa, serta cara penanggulanganya dan mitigasi yang baik dan benar.

B.    Rumusan Masalah
·         Apa itu gempa bumi ? 
·         Apa saja faktor-faktor terjadinya gempa? 
·         Bagaimana dampak yang ditimbulkan gempa bumi terhadap kehidupan manusia ?
·         Bagaimana mitigasi untuk gempa bumi?

C.    Tujuan 
·             Menjelaskan penyebab – penyebab terjadinya gempa bumi 
·             Menganalisis akibat yang di timbulkan gempa bumi
·             Mendeskripsikan cara -  cara menanggulangi dan mitigasi terhadap gempa bumi.


BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Gempa Bumi
            Gempa bumi adalah getran yang dirasakan di permukaan bumi yang di sebabkan oleh gelombang seismic dari sumber gempa di dalam lapisan kulit bumi.Pusat atau sumber gempa bumi yang letaknya di dalam bumi disebut hiposentrum. Daerah permukaan bumi ataupun di dasar laut yang merupakan tempat pusat getaran bumi merambat disebut episentrum.


Gempa bumi adalah getaran bumi atau getaran kulit bumi secara tiba-tiba,bersumber pada lapisan kulit bumi (litosfer) bagian dalam, dirambatkan oleh kulit bumi ke permukaan bumi. Gempa bumi di sebabkan adanya pelepasan energi yang menyebabkan dislokasi (pergeseran) pada bagian dalam kulit bumi secara tiba-tiba. Gempa bumi termasuk bagian dari tenaga endogen yang merusak, menyimpang dari sifat tenaga endogen pada umumnya, yaitu membangun tetapi merupakan gejala sampingan tenaga endogen yaitu tektonisme dan vulkanisme.

B. Penyebab Terjadinya Gempa Bumi
Menurut sebab terjadinya gempa di klasifikan sebagai berikut:
1. Gempa Vulkanisme
Gempa vulkanisme terjadi karena meletusnya gunung berapi. Kalau gunung api akan meletus timbullah tekanan gas dari dalam sumbat kawah. Tekanan itu menyebabkan terjadinya getaran yang di sebut gempa bumi. Gempa bumi ini hanya terdapat di daerah sekitar gunung api yang meletus. Gempa bumi ini lebih bahaya dari gempa bumi runtuhan.

1.      Gempa Runtuhan (guguran)
Gempa bumi runtuhan terjadi karena guguran atau runtuhan tanah atau runtuhnya bagian atas litosfer karena sebelah dalam berongga. Daerah yang terjadi gempa guguran adalah daerah tambang yang berbentuk terowongan, pegunungan kapur atau lubang di dalam pegunungan kapur. Kadang-kadang terdapat gua yang terjadi karena pelarutan. Jika atap gua tersebut runtuh, maka timbullah gempa bumi. Bahaya yang di akibatkan gempa bumi runtuhan kecil, umumnya gempa runtuhan terjadi pada wilayah local.
2.      Gempa Tektonik
Gempa bumi tektonik di sebabkan oleh gerak lempeng tektonik dan merupakan akibat dari gerak orogenetik. Daerah yang sering kali mengalami gempa ini adalah daerah pegunungan lipatan muda, yaitu daerah rangkaian mediterania dan rangkaian sirkum pasifik. Bahaya gempa ini besar sekali sebab lapisan bumi dapat mengalami lipatan patahan, retakan atau bergeser. Karena gempa ini selalu mengakibatkan pergeseran muka bumi, maka gempa ini di sebut juga gempa dislokasi. Dislokasi berasal dari kata Dis artinya terpisah, iocare artinya tempat. Jadi, timbulnya getaran itu karena retakan kulit bumi atau terpisahnya kulit bumi dari kedudukan semula..

C. Proses Perambatan Gempa Bumi
Proses perambatan gempa bumi melalui tiga cara macam yaiyu:
 1.    Getaanran Longitudinal (Merapat-merenggang)
Yaitu getaran yang berasal dari hiposentrum dan bergerak melalui dalam bumi. Kecepatan getaran ini besar sekali yakni 7-14 km/jam.. Getaran ini datang paling awal dan merupakan getaran pendahuluan yang pertama. Itulah sebabnya di sebut juga getaran primer. Getaran ini belum menimbulkan kerusakan.
 

2.      Getaran Tranversal (naik turun)
Getaran ini berasal dari hiposentrum dan bergerak melalui bagian dalam bumi. Kecepatan getaran ini antara 4-7km/jam.Getaran ini datang setelah getaran longitudinal, dan merupakan getaran pendahuluan kedua. Itulah disebut getaran sekunder (s). Getaran ini belum menimbulkan kerusakan.
3.      Getaran Gelombang Panjang
Getaran ini berasal dari episentrum dan bergerak melalui permukaan bumi. Kecepatan getaran ini antara 3,8 - 3,9 km/jam. Getaran ini dating paling ahir, tetapi merupakan getaran pokok. Getaran inilah yang menimbulkan kerusakan.

D. Akibat Yang Ditimbulkan Gempa
 1.  Dampak fisik
·         Bangunan roboh 
·         Kebakaran
·         Jatuhnya korban jiwa
·         Tanah lonsor akibat goncangan
·         permukaan tanah menjadi merekat dan jalan menjadi putus
·         Banjir akibat rusaknya tanggul
·         Gempa dasar laut menyebabkan tsunami
2.    Dampak social
·         Kemiskinan 
·         Kelaparan
·         Menimbulkan penyakit
·         Bila pada skla yang besar(menimbulkan tsunami yang besar) dapat Melumpuhkan politik, system ekonomi dll




BAB III
MITIGASI BENCANA GEMPA

A.  Mitigasi Struktural
Antara lain sebagai berikut :
·         Harus di bangun dengan konstruksi tanah getaran atau gempa khususnya di daerah rawan gempa. 
·         Perkuatan bangunan dengan mengikuti standar atau kualitas bangunan 
·         Pembangunan fasilitas umum dengan kewalitas tinggi
·         Perkuatan bangunan vital yang telah ada
·         Zonasi daerah rawan gempa bumi dan pengaturan pegunungan lahan 
·         Rencan penampatan pemukiman unrtuk mengurangi tingkat kepadatan hunian di daerah rawan gempa bumi
·         Pendidikan dan penyuluhan kepada masyarakat tentang bahaya gempa bumi dan cara – cara penyelamatkan diri jika terjadi gempa bumi
·         Ikut serta dalam perlatihan program, upaya penyalamatan, kewaspadaan masyarakat terhadap gempa bumi, perlatihan pemadam kebakaran dan pertolongan pertama.
·         Persiapan alat pemadam kebakaran, dan peralatan penggalian, dan peralatan perlindungan masyarakat lainnya.
·         Rencan kontijusi / sedaruratan untuk melatih anggota pelage dalam menghadapi gempa bumi
·         Membentuk kelompok aksi penyelamatan bencana dengan perlatihan pemadaman kebakaran dan pertolongan pertama
·         Persiapan alat kebakaran, peralatan penggalian dan alat perlindungan masyarakat lainnya




Adapun secara rinci mitigasi bencana gempa tersebut antara lain:
1.      Mitigasi sebelum gempa terjadi
Merencanakan kesiapsiagaan terhadap bencana tidak hanya mencakup perencanaan fisik bangunan belaka. Setiap orang dalam rumah sebaiknya tahu apa yang harus dilakukan dan ke mana harus pergi bila situasi darurat terjadi.
a.       Prinsip rencana siaga untuk rumah tangga
·         Rencana darurat rumah tangga dibuat sederhana sehingga mudah diingat oleh seluruh anggota keluarga. Bencana adalah situasi yang sangat mencekam sehingga mudah mencetus kebingungan. Rencana darurat yang baik hanya berisi beberapa rincian saja yang mudah dilaksanakan.
·         Tentukan jalan melarikan diri, Pastikan Anda dan keluarga tahu jalan yang paling aman untuk keluar dari rumah saat gempa. Jika Anda berencana meninggalkan daerah atau desa, rencanakan beberapa jalan dengan memperhitungkan kemungkinan beberapa jalan yang putus atau tertutup akibat gempa.
·         Tentukan tempat bertemu, Dalam keadaan anggota keluarga terpencar,misalnya ibu di rumah, ayah di tempat kerja, sementara anak-anak di sekolah saat gempa terjadi, tentukan tempat bertemu. Yang pertama semestinya lokasi yang aman dan dekat rumah. Tempat ini biasanya menjadi tempat anggota keluarga bertemu pada keadaan darurat. Tempat kedua dapat berupa bangunan atau taman di luar desa, digunakan dalam keadaan anggota keluarga tidak bisa kembali ke rumah. Setiap orang mestinya tahu tempat tersebut.
b.      Prinsip rencana siaga untuk sekolah
Sama dengan prinsip rencana siaga di rumah tangga. Gedung sekolah perlu diperiksa ketahanannya terhadap gempa bumi. Sebaiknya sekolah dibangun berdasarkan standar bangunan tahan gempa. Anak-anak sekolah perlu sering dilatih untuk melakukan tindakan penyelamatan diri bila terjadi gempa, misalnya sekurang kurangnya 2 kali dalam setahun.

c.       Menyiapkan rumah tahan gempa
Minta bantuan ahli bangunan. Tanyakan tentang perbaikan dan penguatan rumah seperti serambi, pintu kaca geser, garasi, dan pintu garasi. Setidaknya ada bagian rumah yang tahan gempa sebagai titik atau ruang berlindung 
§  Periksa apakah fondasi rumah Anda kokoh
§  Jika mempunyai saluran air panas dan gas, pastikan tertanam dengan kuat. Gunakan sambungan pipa yang lentur.
§  Letakkan barang yang besar dan berat di bagian bawah rak dan pastikan rak tertempel mati pada tembok
§  Simpan barang pecah-belah di bagian bawah rak atau lemari yang berlaci dan dapat dikunci
§  Gantungkan benda berat seperti gambar, lukisan, dan cermin jauh dari tempat tidur, sofa atau kursi dimana orang duduk
§  Segera perbaiki kabel-kabel yang rusak dan sambungan gas yang bocor
§  Perbaiki keretakan-keretakan pada atap dan fondasi rumah, dan pastikan hal itu bukan karena kerusakan struktur
§  Pasang pipa air dan gas yang lentur untuk menghindari kebocoran air dan gas
§  Simpan racun serangga atau bahan yang berbahaya dan mudah terbakar di tempat aman, terkunci serta jauh dari jangkauan anak-anak
§  Hiasan gantung dan lampu diikat kuat agar tidak jatuh pada saat gempa.
§  Bila memungkinkan sediakan kasur gulung di dekat tempat-tempat tertentu sebagai alat pengaman kejatuhan barang dari atas
§  Menyediakan helm dekat dengan tempat kerja atau tempak tidur Anda dan gunakan segera ketika terjadi gempa




B.     Mitigasi Saat Terjadi Gempa Bumi
a.       Bila Anda berada dalam bangunan, cari tempat perlindungan. Hindari jendela dan bagian rumah yang terbuat dari kaca. Gunakan bangku, meja atau perlengkapan rumah tangga yang kuat sebagai perlindungan
b.      Tetap di sana namun bersiap untuk pindah. Tunggu sampai goncangan berhenti dan aman untuk bergerak.
c.       Menjauhlah dari jendela kaca, perapian, kompor atau peralatan rumah tangga yang mungkin akan jatuh. Tetap di dalam untuk menghindari terkena pecahan kaca atau bagian-bagian bangunan.
d.      Jika malam hari dan Anda di tempat tidur. Cari tempat yang aman yang kuat dan tunggu gempa berhenti. Jika gempa sudah berhenti, periksa anggota keluarga dan carilah tempat yang aman. Ada baiknya kita mempunyai lampu senter dekat tempat tidur. Saat gempa malam hari, alat murah ini sangat berguna untuk menerangi jalan mencari tempat aman, terutama bila listrik padam akibat gempa. Lilin dan lampu gas sangat berbahaya, dan sebaiknya tidak digunakan.
e.       Jika Anda berada di tengah keramaian, cari perlindungan. Tetap tenang dan mintalah yang lain untuk tenang juga. Jika sudah aman, berpindahlah ke tempat yang terbuka, jauh dari pepohonan besar atau bangunan. Waspada akan kemungkinan gempa susulan.
f.       Jika Anda di luar, cari tempat terbuka, jauh dari bangunan, pohon tinggi dan jaringan listrik. Hindari rekahan akibat gempa yang bisa sangat berbahaya.
g.      Jika Anda mengemudi, berhentilah jika aman, tapi tetap dalam mobil. Menjauhlah dari  jembatan, jembatan layang atau terowongan. Pindahkan mobil jauh dari lalu lintas. Jangan berhenti dekat pohon tinggi, lampu lalu lintas atau tiang listrik.
h.      Jika Anda di pegunungan, dekat dengan lereng atau jurang yang rapuh waspadalah dengan batu atau tanah longsor yang runtuh akibat gempa.
i.        Jika Anda di pantai, segeralah berpindah ke daerah yang tinggi atau berjarak beberapa ratus meter dari pantai. Gempa bumi dapat menyebabkan tsunami selang beberapa menit atau jam setelah gempa dan menyebabkan kerusakan yang hebat.

C.    Mitigasi Setelah Gempa Bumi Berlangsung
Saat Anda dan keluarga terlepas dari ancaman akibat gempa awal
·         Periksa adanya luka. Setelah menolong diri, bantu menolong mereka yang terluka atau terjebak. Hubungi petugas yang menangani bencana, kemudian berikan pertolongan pertama jika memungkinkan. Jangan coba memindahkan mereka yang luka serius karena justru bisa memperparah luka.
·         Periksa keamanan. Periksa hal-hal berikut setelah gempa
§  Api atau ancaman kebakaran. 
§  Kebocoran gas – tutup saluran gas jika diduga bocor dari adanya bau dan jangan dibuka sebelum diperbaiki oleh ahlinya.
§  Kerusakan saluran listrik – matikan meteran listrik.
§  Kerusakan kabel listrik – menjauhlah dari kabel listrik sekalipun meteran telah dimatikan.
§  Barang-barang yang jatuh di dalam lemari (saat Anda membukanya).
§  Periksa pesawat telepon – pastikan telepon pada tempatnya
·         Lindungi diri Anda dari ancaman tidak langsung dengan memakai celana panjang, baju lengan panjang, sepatu yang kuat, dan jika mungkin juga sarung tangan. Ini akan melindungi Anda dari luka akibat barang-barang yang pecah.
·         Bantu tetangga yang memerlukan bantuan. Orang tua, anak-anak, ibu hamil, ibu menyusui dan orang cacat mungkin perlu bantuan tambahan. Mereka yang jumlah anggota keluarganya besar juga memerlukan bantuan tambahan pada keadaan darurat.
·         Pembersihan. Singkirkan barang-barang yang mungkin berbahaya, termasuk pecahan gelas, kaca, dan obat-obatan yang tumpah.
·         Waspada dengan gempa susulan. Sebagian besar gempa susulan lebih lemah dari gempa utama. Namun, beberapa dapat cukup kuat untuk merobohkan bangunan yang sudah goyah akibat gempa pertama. Tetaplah berada jauh dari bangunan. Kembali ke rumah hanya bila pihak berwenang sudah mengumumkan keadaan aman.
§  Gunakan lampu senter. Jangan gunakan korek api, lilin, kompor gas atau obor. 
§  Gunakan telepon rumah hanya dalam keadaan darurat yang mengancam jiwa.
§  Nyalakan radio untuk informasi, laporan kerusakan atau keperluan relawan di daerah Anda.
§  Kondisikan jalan bebas rintangan untuk mobil darurat
·         Mitigasi Non Struktural
Mitigasi nonstruktural dapat dilakukan dengan memperkenalkan atau menerapkan asuransi bencana di daerah yang rawan sehingga masyarakat tidak harus menunggu bantuan pemerintah atau donatur saat harus melakukan pemulihan pascabencana dan masyarakat dapat kembali melakukan berbagai aktivitas sosial dan ekonomi lebih segera.
Melihat pentingnya upaya mitigasi bencana alam tersebut, tampaknya harus segera dilakukan oleh semua pihak yang diprakarsai oleh departemen sosial. Mitigasi gempa tersebut harus dilakukan secara terpadu, terus-menerus, dan dilakukan semua pihak, sehingga kerugian cacat fisik, jiwa dan harta benda,dapat diminimalkan. Berbagai kejadian mengenaskan yang terjadi dalam bencana gempa tersebut adalah merupakan pengalaman berharga. Seringkali penyesalan itu terulang lagi hanya karena tidak ada inisiatif untuk memulai mitigasi bencana yang sangat penting ini



BAB III 
 GEMPA PIDIE JAYA
A.    Lokasi Gempa
Pada tanggal 7 Desember 2016, sebuah gempa bumi berkekuatan 6,5 skala richter mengguncang Kabupaten Pidie Jaya, Aceh, Indonesia, pada pukul 5.03.36 Waktu Indonesia Barat. Pusat gempa berada di koordinat 5,25 LU dan 96,24 BT, tepatnya di darat pada jarak 18 kilometer tenggara Sigli, Pidie dan 2 kilometer utara Meureudu, Pidie Jaya pada kedalaman 15 km. Pusat gempa yang berada di daratan menyebabkan gempa bumi ini tidak menimbulkan Tsunami.


B.     Gempa Susulan
Hingga hari ketiga, gempa di Pidie Jaya, Aceh, telah menghasilkan 66  gempa susulan. Gempa susulan terbanyak dirasakan pada Rabu, 7 Desember 2016, hingga 45 kali, kemudian menyusut 14 kali pada Kamis, kemudian 7 gempa susulan hingga Jumat sore, 9 Desember 2016.
Gempa susulan terbaru ada yang berkekuatan magnitudo 4,9, kata Daryono, Kepala Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika, Sabtu, 10 Desember 2016.

C.    Korban Jiwa
Sedikitnya 104 orang meninggal dunia akibat gempa ini. Data dari BNPB menunjukkan jumlah korban meninggal terbanyak berasal dari Kabupaten Pidie Jaya dengan  97 korban.  Selain itu, terdapat 139 orang luka berat, 718 orang luka ringan, serta 43.529 orang yang mengungsi.  Korban yang mengalami luka-luka dirawat di empat rumah sakit, dua di antaranya berada di Bireuen dan Sigli, Pidie. Sementara, Tentara Nasional Indonesia mendirikan rumah sakit sementara di Pidie Jaya untuk mengoptimalkan penanganan korban luka.

D.    Bangunan yang Rusak
Berdasarkan Tempo.co, ada 12 ribuan rumah rusak akibat gempa tersebut.
"Ada 105 ruko runtuh, 12.560 unit rumah rusak ringan hingga berat, 49 masjid roboh, dan 1 RSUD Pidie Jaya rusak berat," ujar Teten dalam rapat koordinasi penanganan bencana Pidie Jaya dengan Presiden Joko Widodo di Banda Aceh, Kamis, 8 Desember 2016. 
Teten mengatakan, bahwa kerusakan akibat gempa tidak hanya di Kabupaten Pidie Jaya. Di Kabupaten Bireun, kerusakan akibat gempa juga cukup parah.
Berdasarkan rinciannya, di Bireun, ada 41 rumah rusak ringan hingga berat, 1 masjid rusak berat, satu bangunan sekolah rusak, dan satu kilang padi rusak. Sementara itu, di Kabupaten Pidie, ada 40 rumah rusak.

E.     Sebab dan Peristiwa Sejenis
Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Drs. Moch. Riyadi, M.Si dalam rilis resmi mengatakan bahwa gempa yang berpusat di Pidie Jaya tersebut adalah jenis gempa tektonik.
Gempa tektonik disebabkan oleh adanya aktivitas tektonik, yaitu pergeseran lempeng-lempeng tektonik secara mendadak yang mempunyai kekuatan dari yang sangat kecil hingga yang sangat besar. "Jika ditinjau dari kedalaman hiposenternya, gempabumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat aktivitas sesar lokal," tulis Riyadi dalam rilisnya.

Berdasarkan peta tataan tektonik Aceh tampak bahwa di zona gempa bumi memang terdapat struktur sesar mendatar. Ini sesuai dengan hasil analisis BMKG yang menunjukkan bahwa gempa bumi Pidie Jaya dibangkitkan oleh aktivitas sesar mendatar (strike-slip fault). "Dugaan kuat sesar aktif yang menjadi pembangkit gempa bumi ini adalah Sesar Samalanga-Sipopok Fault yang jalur sesarnya berarah barat daya-timur laut," tulisnya lagi.

F.     Penanganan dan Bantuan
Setelah peristiwa tersebut Presiden Joko Widodo yang saat terjadinya gempa sedang berada di Bali dalam sosialisasi pengampunan pajak mengutus Kepala Staf Kepresidenan Teten Masduki untuk memantau penanganan pascagempa. Ia juga memerintahkan seluruh jajaran untuk membantu penanggulangan. Dua hari kemudian, Jokowi beserta jajarannya terbang ke Aceh untuk memantau penanganan korban gempa. Pada 15 Desember 2016, Jokowi kembali mengunjungi Pidie Jaya untuk melihat perkembangan penanganan korban gempa dalam perjalanan pulang ke tanah air dari kunjungan resmi di India dan Iran.
Serangkaian pernyataan belasungkawa dinyatakan beragam tokoh, mulai dari pasangan calon pada pilkada DKI Jakarta 2017, politisi seperti Ketua MPR Zulkifli Hasan dan presiden keenam Susilo Bambang Yudhoyono,  seniman seperti Tompi dan Raisa,  serta tokoh luar negeri seperti Presiden  Singapura Tony Tan Keng Yam beserta Perdana Menteri Lee Hsien Loong. Negara tetangga Malaysia juga siap mengirimkan bantuan ke Pidie Jaya jika dibutuhkan.


BAB IV
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Gempa bumi adalah peristiwa pelepasan energi yang menyebabkan dislokasi pada bagian dalam bumi secara tiba-tiba. Terjadinya gempa bumi disebabkan oleh beberapa hal diantaranya vulkanik, tektonik, runtuhan dan nuklir. Akibat yang di timbulkan gempa bumi yakni menimbulkan kerusakan bangunan, sarana dan prasarana umum seperti jalan raya dan lain – lain. Upaya penanggulangan yang dapat kita lakukan yakni dengan membuat bangunan yang sesuai standar / membuat bangunan tahan gempa terutama di daerah rawan gempa.
Mitigasi saat terjadinya gempa bumi yang paling utama adalah hindari kepanikan, jika ada di dalam ruangan berlindung di bawah kolong meja, dan jika diluar ruangan jauhi tiang listrik dan pohon.

B.     Saran
Sebaiknya pengetahuan mitigasi tentang bencana gempa bumi ditanamkan sejak kecil denga tujuan untuk menciptakan generasi yang tanggap bencana serta berguna bagi nusa dan bangsa



DAFTAR PUSTAKA

Wisesa Hendra. 2011. Buku Pintar Bumi; Tips penanganan jika terjadi gempa         bumi. Harmoni. Jogjakarta.

Ischak. 1989. Geografi 2a; Gempa Bumi dan Klasifikasi Gempa. PT. Intan             Pariwira. Yogyakarta.

Suprobo Bambang. 2008. IPS Geografi; Penyebab Gempa Bumi dan          Penanggulangannya. Penerbit Erlangga. Jakarta.

Anonim. http://sheilahalizaplh.blogspot.com/p/mitigasi-bencana-saat-terjadi-           gempa-            bumi.htmlhttp://mitigasigempa.blogspot.com/2011/11/mitigasi-        bencana_23.html 

Wikipedia,  2016. https://id.wikipedia.org/wiki/Gempa_bumi_Pidie_Jaya_2016





Komentar