Singkong juga sangat cocok dikembangkan di lahan-lahan marjinal, kurang subur, dan kurang sumber air. Oleh karena itu, hasil singkong di Indonesia memiliki kapasitas yang cukup besar. Petani singkong di Indonesia mampu menghasilkan 30-60 ton/ha, ini merupakan jumlah yang cukup besar jika dibandingkan dengan padi yang hanya mampu menghasilkan 4-6 ton/ha (Khudori, 1994).
Dewasa ini singkong banyak diekspor ke Amerika Serikat dan Eropa dalam bentuk tapioka. Di negara-negara tersebut, singkong dimanfaatkan sebagai bahan baku industri pembuatan tepung tapioka dan tepung gaplek serta bahan pembuatan alkohol, etanol dan gasohol. Sebaliknya, di dalam negeri, singkong biasanya hanya digunakan sebagai pakan ternak dan bahan pangan tradisional nomor tiga setelah beras dan jagung (Suhardi dkk, 2002).
Sebenarnya, selain sebagai pakan ternak dan bahan pangan tradisional seperti gaplek, oyek, krupuk dan masih banyak yang lainnya, singkong juga dapat ditingkatkan nilai jualnya. Salah satu caranya yaitu dengan diolah menjadi berbagai jenis makanan moderen seperti roti. Sebelum diolah menjadi roti, singkong terlebih dahulu diolah menjadi tepung tapioka
Pembuatan tepung tapioka memerlukan proses pemarutan singkong dalam kapasitas yang cukup besar. Sehingga diperlukan mesin pemarut yang ekonomis dalam pengoperasiannya dan mudah dalam perawatannya.Untuk Lebih Lengkap bisa anda Download disini 1. Makalah 2. Powerpoint
Komentar