Makalah Dinamika Mesin Dan Tanah

Makalah Dinamika Mesin & Tanah

HUBUNGAN ALAT PENGOLAHAN TANAH DENGAN MENGGUNAKAN BAJAK PIRING

OLEH :

T.M. Rahmad Hidayat         (0605106010044)
Munawar                               (0605106010042)
Andi                                        (0705106010012)
Muhammad Udai                  (0805106010055)







JURUSAN TEKNIK PERTANIAN
FAKULTAS  PERTANIAN UNIVERSITAS SYIAH KUALA
DARUSSALAM BANDA ACEH
2010-2011



PENDAHULUAN
Di Indonesia, pertanian merupakan prioritas utama dalam pelaksanaan pembangunan, karena sebagian besar penduduknya hidup dari sektor pertanian yaitu lebih 75 persen yang tersebar di seluruh Nusantara. Oleh karena itu mulai dari Pelita I sampai Pelita IV pembangunan difokuskan kepada sektor ini. Beberapa usaha yang telah ditempuh pemerintah dalam meningkatkan produksi hasil pertanian adalah dengan usaha intensifikasi dan ekstensifikasi. Usaha intensifikasi adalah suatu usaha untuk meningkatkan daya guna atau kemampuan dari suatu lahan dengan menerapkan teknologi “Panca Usaha Tani” yang meliputi pemakaian bibit unggul, pengairan yang teratur, perbaikan kultur teknis, pemupukan dan pemberantasan hama serta penyakit tanaman, sedangkan ekstensifikasi adalah suatu usaha yang dapat dilakukan untuk mengolah atau memperluas lahan-lahan yang terbengkalai dan membuka lahan baru.
Pengolahan tanah merupakan salah satu usaha ekstensifikasi dan merupakan kegiatan yang paling banyak memerlukan energi. Pengolahan tanah secara manual menyerap tenaga kerja yang besar baik tenaga kerja manusia maupun ternak sebagai tenaga tarik. Suatu tindakan yang ikut mempengaruhi produksi sekaligus pendapatan petani, pengolahan tanah mendapatkan perencanaan yang baik. Sebab kesalahan dalam pengolahan tanah dapat merusak struktur tanah, mempercepat terjadinya erosi, terjadinya perombakan bahan organik dengan cepat, dan sebagainya. Di samping itu, cara pengolahan tanah yang tidak tepat hanya akan memboroskan tenaga. Oleh karena itu, untuk kelancaran pengerjaan pengolahan tanah dengan alat mekanis maka memerlukan tenaga yang besar yaitu traktor dan juga perhitungan yang tepat antara lain dengan melihat kondisi lahan yang akan diolah.

Berbagai usaha telah dilakukan untuk menurunkan draft draft, antara lain dengan mendesain bentuk dan konstruksinya yang dapat meminimumkan tahanan tarik, demikian halnya dengan penerapan mekanisme penggetaran. Menurut Smith dan Wilkes (1976), draft dari desain bajak subsoil tipe lengkung/parabolik serta tipe menyudut 25% lebih rendah daripada bajak subsoil tipe lurus. Penggunaan getaran untuk menurunkan tahanan tarik (draft) pada alat pengolahan tanah terutama bajak sub soil terus dikembangkan. Aplikasi penggetaran untuk menurunkan draft dari alat pertanian telah dilaporkan oleh Jack dan Tramontini (1955) dengan tine cultivator yang digoyangkan pada arah depan dan belakang melalui putaran poros eksentris dari sebuah motor. Hasil percobaan menunjukkan bahwa penurunan tahanan tarik yang besar terjadi pada kondisi rasio kecepatan maju dibagi kecepatan getar lebih kecil dari 1, atau pada kondisi kecepatan getar lebih tinggi dari kecepatan maju.
Umumnya belum mempunyai sifat fisik yang ideal untuk tanah sawah. Perkolasi tanahnya masih relatif tinggi karena lapisan tapak bajaknya belum terbentuk sehingga efisiensi penggunaan air masih rendah. Selama proses pembentukkan sawah, sifat fisik tanah mengalami banyak perubahan. Proses reduksi dan oksidasi merupakan prosesproses utama yang dapat mengakibatkan perubahan baik sifat mineral, kimia, fisika, dan biologi tanah. Perubahan sifat fisik tanah juga banyak dipengaruhi oleh terjadinya iluviasi dan/atau eluviasi bahan kimia atau partikel tanah akibat proses pelumpuran dan perubahan drainase.

Download Selengkapnya

Komentar