I.
PENDAHULUAN
Pirolisis adalah dekomposisi kimia bahan organik melalui proses pemanasan tanpa atau sedikit oksigen atau reagen lainnya, di mana material mentah akan mengalami pemecahan struktur kimia menjadi fase gas. Pirolisis adalah kasus khusus termolisis. Pirolisis ekstrem, yang hanya meninggalkan karbon sebagai residu, disebut karbonisasi.
Pirolisis yang banyak digunakan dalam industri kimia, misalnya, untuk menghasilkan arang, karbon aktif, metanol dan bahan kimia lainnya dari kayu, untuk mengubah ethylene dichloride ke vinil klorida untuk membuat PVC, untuk memproduksi kokas dari batubara, untuk mengubah biomassa menjadi gas sintesis, untuk mengubah limbah menjadi bahan sekali pakai dengan aman, dan untuk retak menengah-berat hidrokarbon dari minyak untuk memproduksi lebih ringan yang seperti bensin.
Asap cair merupakan campuran larutan dari dispersi asap kayu dalam air yang dibuat dengan mengkondensasikan asap cair hasil pirolisis. Asap cair hasil pirolisis ini tergantung pada bahan dasar dan suhu pirolisis. Asap memiliki kemampuan untuk mengawetkan bahan makanan karena adanya senyawa asam, fenolat dan karbonil.
I.
TINJAUAN PUSTAKA
Asap cair merupakan campuran larutan
dari dispersi asap kayu dalam air yang dibuat dengan mengkondensasikan asap
cair hasil pirolisis. Asap cair hasil pirolisis ini tergantung pada bahan dasar
dan suhu pirolisis. Asap memiliki kemampuan untuk mengawetkan bahan makanan karena adanya senyawa
asam, fenolat dan karbonil. Pirolisis tempurung kelapa menghasilkan asap cair
dengan kandungan senyawa fenol sebesar 4,13 %, karbonil 11,3 % dan asam 10,2 %.
Asap memiliki kemampuan untuk pengawetan bahan makanan telah dilakukan di
Sidoarjo untuk bandeng asap karena adanya senyawa fenolat, asam dan karbonil
(Tranggono, 1997).
Pirolisis adalah dekomposisi
kimia bahan organik melalui proses pemanasan tanpa atau sedikit oksigen atau
reagen lainnya, dimana material mentah akan mengalami pemecahan struktur kimia
menjadi fase gas. Pirolisis adalah kasus khusus termolisis. Pirolisis ekstrim,
yang hanya meninggalkan karbon sebagai residu, disebut karbonisasi (Vesilind,
2002).
Kandungan asam dalam asap cair yang dapat
mempengaruhi citarasa, pH, dan umur simpan produk asapan. Karbonil yang
bereaksi dengan protein dan membentuk pewarnaan coklat dan fenol yang merupakan
pembentuk utama aroma dan menunjukkan aktivitas antioksidan. Selain itu
golongan-golongan senyawa penyusun asap cair adalah air (11 – 92%), fenol (0,2
– 2,9%), asam (2,8 – 9,5%), karbonil (2,6 – 4,0%), dan tar (1 – 7%). Kandungan
senyawa-senyawa penyusun asap cair sangat menentukan sifat organoleptik asap
cair serta menentukan kualitas produk pengawetan (Astuti, 2000).HASIL PENGAMATAN |
DOWNLOAD MAKALAH PIROLISIS LENGKAP
Komentar